Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hindari Penusukan OTK dengan Memberdayakan Pos Ronda

25 Oktober 2022   08:31 Diperbarui: 29 Oktober 2022   15:01 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN Unitas Padang sedang kerja bakti membersihkan pos ronda di Toboh Ketek. (foto dok damanhuri)

Penusukan orang tidak dikenal (OTK) di sejumlah tempat, harus kita jadikan pelajaran untuk memberikan rasa aman dan nyaman tinggal di sebuah komplek atau di tempat manapun.

Di sini kita melihat akan pentingnya arti sebuah hidup bermasyarakat. Membumikan sosial kemasyarakatan di setiap komplek dengan radius tertentu, dan tak kalah penting itu adanya kegiatan ronda secara bergiliran, kalau tidak memberdayakan seorang keamanan.

Sebab, rentetan penusukan oleh orang tidak dikenal itu adalah bagian dari upaya maling atau pencurian, dengan menyasar korbannya.

Perkembangan dunia yang kian canggih, teknologi telah merambah kehidupan, kejahatan juga lumayan meningkat, di tengah maraknya penyebar kebaikan lewat pesan agama.

Anehnya, banyak orang tak merasa terkejut ketika melihat atau mendengar berita pembunuhan seperti demikian.

Bagi banyak orang, hal itu seperti sudah kelaziman, sehingga tak membuat mereka prihatin dan berempati. 

Tentu ini terjadi akibat pergeseran nilai-nilai di tengah masyarakat itu sendiri. Orang sudah serba mudah dan cepat.

Tidak ada lagi rasa kemanusiaan. Menipisnya rasa kemanusiaan, seiring juga kian berkurangnya keimanan kepada Tuhan, sang pencipta alam.

Bayangkan, betapa mudahnya orang lain masuk ke kampung atau komplek yang bukan tempat tinggalnya, hanyak untuk merusak.

Mengambil ternak masyarakat, dengan cara langsung membunuh ternak tersebut, dan langsung diangkut dengan mobil mewah.

Kadang ini terjadi di perkampungan yang ramai, padat penduduk. Begitu pintar orang maling ini dalam menyiasati orang komplek sedang tidur nyenyak.

Nah, berkaca dari kejadian buruk yang merusak tatanan kemasyarakatan, perlu kita sikapi bersama.

Pos ronda yang dibangun secara swadaya, mari kita gelorakan kembali, demi sebuah rasa aman dan nyaman dalam suatu komplek.

Pos ronda perlu kita berdayakan. Tak cukup hanya dengan sebuah TV yang digunakan untuk menonton bagi yang giliran piket jaga malam.

Harus dibuat dengan banyak kreatif. Seperti membuat pustaka untuk pengembangan literasi masyarakat.

Ruang diskusi untuk membangun nilai-nilai intelektual masyarakat, terutama mereka yang ikut ambil bagian dalam giliran piket jaga malam.

Tentu yang tak boleh lupa, adalah makanan dan minumannya. Ini yang penting jadi buah pemikiran serta solusi terbaik dari masyarakat komplek atau sebuah kampung.

Di kampung-kampung hampir semua punya pos ronda ini. Tetapi kurang terawat dan nyaris tak berfungsi sebagaimana mestinya.

Dengan kasus penusukan di tempat lain ini, harus kita ambil hikmahnya dengan cepat, kembali memberdayakan pos ronda.

Tentu walinagari di sebuah nagari atau Ketua RT dalam sebuah komplek membuat kebijakan setelah adanya musyawarah mufakat, demi untuk mewujudkan rasa aman dan nyaman di nagari dan kompleknya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun