BBM naik, antrian di SPBU terus mengular. Ada apa?, Terutama di jalur BBM subsidi, Pertalite.
Setidaknya, pemandangan antrian panjang itu saya lihat di sejumlah SPBU di kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman, Sumatera Barat, Senin hingga ini hari.
Saya ikut pula antri. Ada sejam, baru tiba giliran motor saya ngisi pertalite. Jadi, kenaikan BBM tak membuat masyarakat di sini melakukan penolakan.
Yang penat menunggu antrian, keluar dan lari dari SPBU. Lalu yang di belakangnya maju ke muka. Mungkin dia tak tahan lama menunggu, takut telat anaknya masuk sekolah.
Selama sejam antrian saya di SPBU Toboh Gadang itu, ada sampai lima orang memilih putar balik, alias tak jadi ngisi pertalite.
Sebab, jam pagi ini umumnya motor yang ngisi Pertalite orang tua yang mengantar anaknya sekolah. Saya juga. Tapi saya memilih terus ke sekolah anak di MTsN 2 Padang Pariaman, yang tak jauh dari SPBU itu, dan baliknya baru saya antrian ngisi Pertalite.
Sore Senin, saya dari Pakasai, Kota Pariaman. Mau pulang lewat Cubadak Aie lalu habis minyak tengki motor di jalan, jelang Simpang Cubadak Aie.
Alhamdulillah, pas mesin motor mati, ada orang jualan BBM enceran. Seliter Pertalite dijualnya Rp12 ribu. Saya beli seliter saja, karena di SPBU nanti diisi lagi.
Saya jalan melewati Jati. Habis terminal hati, sebuah SPBU sedang mengular antriannya sore itu. Saya lewati saja, dan rencana di SPBU Kurai Taji saja.
Namun, di Kurai Taji antrian juga sangat panjang, dan sempat mengganggu lalu lintas. Lagi saya jalan, dan rencana di SPBU Toboh Gadang saja.