Menulis bagian dari budaya mengembangkan literasi. Dengan menulis, dakwah yang kita lakukan berjalan secara berkesinambungan.
Menulis dibilang mudah, sulit. Tapi dibilang sulit, menulis itu amatlah mudah. Dan kalau sudah dapat candunya, menulis akan jadi kebiasaan.
Makanya, orang yang rajin menulis itu memakai motto, bila aku menulis, maka aku ada. Artinya, dia selalu hadir dan ada di setiap momen lewat karya tulisnya.
Apakah lewat status di media sosial yang selalu update setiap menit, maupun tulisan ulasan kegiatan yang diikutinya setiap momen.
Paling penting itu, bagaimana membuat sebuah karya tulisan. Kalau tulisan sudah ada, terbit dan beredarnya sangat mudah, lebih mudah pula dari membuat tulisan itu.
Rajin membaca, akan melahirkan motivasi bisa menulis. Baca buku karya santri, agar bisa menambah motivasi kita untuk bisa pula menulis dan melahirkan karya yang lebih hebat pula.
Membaca dan menulis termasuk perintah agama. Berpedoman pada ayat pertama turun, Iqra', maka terselip perintah membaca dan menulis di situ.
Untuk meraih kesuksesan, membaca dan menulis menjadi penopang utamanya. Nah, berangkat dari itu semua, mari kita kembalikan budaya menulis itu terpatri dalam diri santri.