Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengembalikan Kejayaan Kelapa dan Pinang di Padang Pariaman

28 Juni 2022   15:36 Diperbarui: 28 Juni 2022   15:42 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelapa, tanaman tua ini banyak tumbuh di Piaman. Harus diremajakan agar terus berkesinambungan. (foto dok damanhuri)

Ide Happy Neldy, diprogramkan bantuan setiap rumah sebanyak 20 batang kelapa dan 50 batang pinang. Menunggu waktu tiga tahun kemuka, Padang Pariaman menjadi penghasil pinang dan kelapa yang sempurna.

"Ini sangat penting dan menarik sekali. Untuk kemajuan kampung dan didukung oleh dunsanak nan di rantau. Harus dilakukan. Kita berterima kasih sekali atas pemikiran blilian soal masa depan daerah dan masyarakatnya, dari komuditi yang pernah jaya di Piaman ini dulunya," kata Happy Neldy. 

Happy Neldy tahu sepak terjang Arisal Azis selama ini, yang terkenal banyak berbuat untuk kemajuan kampung halaman, terutama dalam sosial, keagamaan dan ekonomi masyarakat. Banyak sudah beasiswa, bantuan sembako dan bantuan lainnya dari Arisal Azis yang mengalir deras di daerah ini.

Happy Neldy sendiri telah menghitung dan mengkalkulasikan. "Kalau saja kita bagikan 20-50 batang bibit kelapa dan pinang kepada masing-masing kepala keluarga, wah sungguh sebuah upaya yang bagus dalam membangkitkan perekonomian masyarakat itu sendiri," ulas dia dalam menanggapi ide yang dilontarkan Arisal Azis tersebut.

"Cerita Padang Pariaman sebagai penghasil kelapa terbesar zaman dulunya, akan kembali dengan cara itu. Kita akan siapkan semuanya, yang berhubungan dengan itu. Dan ini tentunya, butuh kerjasama yang baik kita semua," ungkapnya.

Sementara, AS Edi, tokoh yang terkenal bergerak di bidang pendidikan ini mencatat, zaman Pak Harto ada proyek peremajaan kelapa dengan bibit unggul, ketika itu dengan nama kelapa hibrida atau bibit yang ada di kampung, yang penting diremajakan. 

"Apalagi kelapa Piaman, kwalitasnya sangat bagus bila dibandingkan dengan kelapa dari daerah lain. Meski buahnya kecil, rasanya, baik santan, minyak maupun air nya sudah teruji," kata dia. 

Tulis mantan anggota DPRD Padang Pariaman ini, kelapa Piaman, mulai dari akar, kulit, batang, getah (nira), buah, daun muda/tua, lidi, sabut, tempurung, umbut, semuanya bernilai obat dan berharga. 

Sebelum berbuah, perawatan juga gampang. Setelah berbuah, panennya memang tidak seperti buah sawit yang panen sekali dalam 20 hari. Masa panen kelapa 3-4 bulan. Jka dibandingkan dengan sawit, lebih untung buah kelapa. Cuma waktu panen yang beda.

"Petani kita sekarang terpengaruh dengan gaji pegawai. Setiap bulan atau sekali 20 hari terima uang. Sekarang harus diantisipasi dengan Perda tentang penjualan batang kelapa yang masih produktif. Karena batang kelapa (ruyung) menjadi bahan bangunan, perabot dan lainnya, dijual ke luar daerah. (***)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun