Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fraksi PKB DPRD Padang Pariaman Fasilitasi Pesantren Membentuk Rancangan Perda

27 September 2021   01:32 Diperbarui: 27 November 2021   12:48 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan pimpinan pesantren dengan Fraksi PKB DPRD Padang Pariaman. (foto dok damanhuri)

Kabupaten Padang Pariaman termasuk satu dari 19 kabupaten dan kota di Sumbar yang punya banyak pesantren salafiyah. Di daerah ini pula yang menjadi pusat ziarah makam ulama yang dibanjiri umat Islam.

Pesantren berbasis surau, cukup mewarnai dinamika perjalanan daerah yang terkenal dengan daerah rantau ini. Banyak melahirkan ulama besar di zamannya.

Dinamika pesantren pun berjalan sesuai alur dan nasibnya masing-masing. Kalau dulu Pesantren Luhur Kalampaian Ampalu Tinggi jadi kiblatnya pesantren dan surau yang ada di Padang Pariaman, kini sudah berubah.

Ampalu Tinggi tinggal cerita. Saat ini santrinya tak lagi banyak. Kini, nama Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan jadi acuan dan mewarnai dinamika ulama di daerah ini.

Lebih dari 20 pesantren di Padang Pariaman, itu kiblatnya Nurul Yaqin. Pesantren yang didirikan Syekh Ali Imran Hasan ini dinilai berhasil mengembangkan pola pendidikan pesantren masa depan.

Sekarang, pendidikan tinggi pesantren pun telah dimulainya. Pesantren ini telah mampu memecahkan rekor dengan santri seribuan. Lembaga ini sudah go nasional, karena ada cabangnya di luar Sumbar.

Namun, khas pesantren surau tetap kuat dan menjadi melembaga di lingkungan pesantren tersebut. Para pembesarnya tetap komit dan pede dengan kain sarung, sebagai khasnya ulama pesantren berbasis surau.

Ahad (26/9/2021) dalam pertemuan pimpinan dan pengurus pesantren se Padang Pariaman dengan Fraksi PKB DPRD daerah itu, di Joyo Makmur Pariaman tampak seluruh Buya Nurul Yaqin Ringan-Ringan pakai sarung.

Idarussalam Tuanku Sutan, Ketua Yayasan El-Imraniyah yang menaungi Pesantren Nurul Yaqin datang bersamaan dengan pimpinan pesantren M. Rais Tuanku Labai Nan Basa pakai sarung dengan gagahnya.

Berselang beberapa saat, datang Syaikul Ma'had Zulhamdi Tuanku Kerajaan Nan Shaleh, lebih mantap lagi. Pakai sarung dan serban yang dililitkan di kepala, plus sebatang tongkat.

Tuanku Kerajaan adalah guru besar. Dia khalifah langsung dari Syekh Ali Imran Hasan.

Beda dengan pimpinan dan pengurus pesantren lainnya yang umumnya datang pakai celana. Seperti pimpinan Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan Buya Marulis Tuanku Mudo, pimpinan Nurul Yaqin Ambung Kapur, Ali Basar Tuanku Sutan Sinaro sepertinya percaya diri pakai celana panjang menghadiri acara tersebut.

Tentu perbedaan cara berpakaian bagi ulama itu tak perlu diperdebatkan. Dan demikian itu sesuai dengan kebiasaan masing-masing pada saat mengikuti kegiatan di luar pesantrennya.

Ketua Fraksi PKB DPRD Padang Pariaman Tuanku Afredison menjelaskan pentingnya persatuan dan kesatuan seluruh pesantren, menyambut hadirnya UU dan Perpres tentang pesantren dan dana abadinya.

Sebagai wakil rakyat yang berasal dari surau dan pesantren, Afredison ingin kepentingan pesantren terakomodir dalam pembangunan negara.

"Saya orang pesantren. Banyak pesantren dulunya saya masuki dalam menuntut ilmu," katanya.

Baginya, hadirnya UU dan Perpres itu harus ditindaklanjuti dengan keluarnya peraturan daerah atau Perda, sehingga komunikasi pesantren dengan pemerintah semakin terbuka lebar.

Sehingga dalam pertemuan yang di awali dengan jamuan makan siang itu, dibentuk tim perumus. Tim itu langsung diketuai Idarussalam Tuanku Sutan, yang akan bekerja membuat rancangan Perda yang akan diajukan ke Pemkab Padang Pariaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun