Mohon tunggu...
Damae Wardani
Damae Wardani Mohon Tunggu... broadcaster, MC -

"Write to look for the meaning of life." Tinggal di http://jalandamai.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika blogger disentuhkan korporasi dan WEGI Sebenarnya

19 Juli 2015   23:51 Diperbarui: 19 Juli 2015   23:59 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu diantara sekian deret keuntungan blogger, terutama yang bergabung dalam komunitas adalah mudahnya mendapat akses mengikuti even-even berskala lokal, nasional, maupun internasional; baik diselenggarakan pemerintah (dinas), NGO, maupun korporasi.

Hampir setiap hari inbox dan linimasa dipenuhi ajakan dan undangan resmi guna mengikuti kegiatan kopdar, workshop, sharing session, atau apalah namanya, hingga yang paling sering adalah undangan lomba ngeblog, meski saya termasuk yang tak bernasib mujur, kurang beruntung, atau kalah terus bahasa sadisnya hehehe..

Disetiap acara, tampak blogger selalu dimanjakan dan diistimewakan. Bayangkan, untuk acara-acara yang umumnya gratisanpun pulang-pulang selalu dapat goddybag. Itu merata kepada seluruh blogger. Belum lagi kalau menang, dari tupperware, smartphone, tiket wisata, hingga mobilpun bisa dibawa pulang. Tak heran, jika Anda maen ke kosan, bakal melihat banyak barang menghias rak hasil acara…

Ini bukan maksud pamer. Apa yang dipamerkan kalau saya seringkali gagal ikut serta, alih-alih menang hahaha.. Maklum bukan blogger beken, alias blogger kelas gurem kata temen #sedih.

Saya hanya kasih resume dengan pemahaman, bahwa adanya hadiah dalam event blogger itu wajar. Sangat wajar. Makanya saya heran sekali kehadiran para blogger di acara WEGI dituding karena iming-iming hadiah. "ada rela yang datang jauh-jauh demi Hardisk 500GB". Gubrak!

Jujur, tudingan itu sangat mengerdilkan peran blogger. Saya pun sewajarnya tersinggung. Dan memang tersinggung, sama seperti yang dirasakan blogger lain. Ironisnya, yang ngomong kaya gitu blogger sendiri. "Blogger yang nyinyir demikian tak pernah bersosial apa ya, hanya nulis dibelakang meja dari sudut kamar sepanjang waktu." kata seorang sehabat. "Atau mungkin blogger monetize yang waktunya tak pernah ada buat ikutan gathering, apalagi gathering di luar." bathinku.

Jika anda mengelak dengan tuduhan saya ini, dan anda sebenarnya tahu bagaimana kebiasaan yang sering terjadi, berarti anda memanfaatkan ketidaktahuan publik tentang even-even gathering blogger. Anda membodohi kelompok masyarakat yang tidak tahu dunia blogging. Anda 'goreng' tradisi doorprize di acara WEGI sebagai kegiatan 'bayaran' agar blogger mendukung pembangunan Rembang. Lihat saja di linimasa, upaya anda berhasil. Banyak netizen menyebut kami sebagai 'blogger bayaran'. Kalau sudah demikian, sebenarnya siapakah yang licik dan punya tendensi dalam mempengaruhi massa. "Sudah merasa gagah kah melawan perusahaan mapan semacam PT SI? Sudah dirasa eksiskah pribadi Anda di ranah maya." (Maaf dengan statemen ini, berangkat dari banyaknya blogger yg tiba-tiba menjadi anti kemapanan saat berbaur dengan masa, melemahkan diri padahal hati dan sikap seringkali berlawanan. Ini yang membuat setahun ini saya jarang ngeblog. Kalau tidak mau dianggap keluar dari dunia blogging. Sebab, dunia blogger itu, bullshit).

 

Sebenarnya seberapa WAH hadiah itu

Masih dalam linimasa yang saya amati, pihak kontra juga menyebar isu (#eh, hobi koq lempar tisu ya. Atau memang dangkalnya berpikir, maaf) acaranya dibuat gemerlap. Peserta dimanjakan bak tamu agung dengan gelaran karpet merah dan hidangan menggugah selera. Di tengah sesi diadakan kontes dengan doorprize yang diantaranya hardisk 500GB. Selepas acara, masih juga diselenggarakan 'kontes' dengan hadiah sejumlah gadget. Misi sebaran isu itu jelas, agar netizen lain ikut menyematkan label keburukan kepada para peserta yang hadir dan mengikutinya. Praktis, karena kemudian banyak blogger yang enggan dan takut ikut. Malah ada yang sekalinya posting langsung babak belur dibantai blogger-blogger lain. "Aduh mbak, saya takut baca komentar-komentar di blog. Sadis-sadis." Curhat blogger Brebes saat jumpa di WEGI 3 kemarin.

Alhamdulillah, tudingan seperti itu terbantahkan sendiri oleh penceloteh lain yang ikutan nyinyir. "Hadiahnya kecil-kecil."

Nah loh, sesama kontra saling berlawanan. Si penceloteh terakhir lebih melek daripada penceloteh sebelumnya (blogger yang saya ceritakan di awal). Agaknya, dia mengalami betul bagaimana perusahaan lain seperti P*N menawarkan 1 sepeda motor untuk pemenang, kemudian Per***na dengan hadiah puluhan jutanya. Saya tidak membayangkan kalau PT SI lewat acara WEGI-nya mengadakan hadiah sebesar itu. Kalimat sirik apalagi yang akan beredar..

[klik gambar untuk memperbesar]

WEGI Sebenarnya

Telah diungkap sebelumnya ternyata acara WEGI tidak jor-joran dalam hadiah, tidak semewah yang dikira. Secara tidak langsung resume tersebut menggugurkan dugaan iming-iming agar peserta memihak pembangunan Semen Rembang. Peserta datang dengan ikhlas tanpa tendensi dan beban negatif. PT SI hanya ingin memberi manfaat secara lebih luas kepada masyarakat, khususnya kepada netizen yang menjadi target utama. Hal ini termaktup dalam lembar FAQ.

Program ini diselenggarakan untuk edukasi dan sharing kepada kelompok netizen/sosmed. Acara lainnya dengan format yang berbeda seperti fokus pada lokasi tertentu dalam rangka kegiatan edukasi pemasaran yang antara lain diikuti distributor, toko bangunan dan lainnya. Ada juga kunjungan khusus implementasi CSR yang dikelola oleh Departemen CSR dan lainnya. Bagaimanapun, netizen juga bagian masyarakat..

Kita bisa membandingkan dengan acara-acara yang diselenggarakan perusahaan lain. Dengan hadiah yang semewah itu berapa orang bisa mengambil manfaatnya. Hanya para pemenang. Peserta yang kalah sudah pasti gigit jari setelah ngeblog ratusan baris hal-hal POSITIF pendongkrak CITRA perusahaan. Tak ada kompensasi sedikitpun dari penyelenggara. Padahal sejelek-jelek tulisan, blognya telah menyumbang link external bagi image perusahaan di lingkup SEO. Trafix di alexa pun melejit.

Bandingkan dengan WEGI, peserta yang kurang beruntung (kalah dalam kontes) tak bakal ngenes, karena telah sama-sama menikmati suguhan jelajah pabrik, kesempatan langka yang tak mungkin mereka dapatkan di usia rata-rata peserta (18-30). Apalagi ini memasuki area OVN (Obyek Vital Nasional). Coba diingat, kapan terakhir Anda berdarmawisata? Pastinya saat di sekolah. Jika mahasiswa, hanya yang ambil jurusan industri saja yg mengalami. Nah, di WEGI ini, membuka peluang buat segala macam level dan profesi bisa menikmati kembali 'darmawisata' bak masa-masa paling indah dalam kehidupan anda.. Hahaha.

Banyak pembeda yang saya rasakan bahwasanya WEGI lebih maknyus ketimbang lainnya. Simak perbandingan berikut:

Acara lain: Hadiah besar, hanya bermodal blogwalking / googling blog-blog orang. Kalau kalah ya sudah, ngenes. Saya pernah sakit hati karena tulisan saya (beserta tulisan2 blogger lain) tetap sumbang link positif ke penyelanggara. Padahal kalah.
Acara WEGI: Hadiah besar / kecil itu relatif, yang jelas untuk nulis peserta difasiltisasi jelajah langsung ke jeroan pabrik, tanpa keluar duit sepeser pun.

Acara lain: Muatan tulisan selalu positif. Maklumlah ngarep hadiah gede dengan rasio juara yang kecil.
Acara WEGI: Muatan tulisan sesuai apa yang mereka saksikan dilapangan. Kebanyakan positif, tapi ada juga yg negatif. Kata panitia tak masalah. "Tujuan kami memang bukan untuk mencari dukungan. Tapi murni edukasi, seperti ini industri sesungguhnya. Soal apakah nanti mereka jadi berpandangan positif atau negatif biarlah menjadi hak masing-masing. Setidaknya kami telah buka mata buka hati." Ujar Arief Hermawan, Ketua Panitia.

Acara lain: kebanyakan free, tapi pernah juga yg harus bayar. Padahal sponsor nya melimpah. Yang jelas untuk transportasi jarang yg bisa menjamin. Kalaupun ada tetap setengah hati, karena saya pernah tidak dipulangkan ke tempat semestinya, jauh dari peradaban. Mentang-mentang acara sudah tuntas. #kecewa
Acara WEGI: Peserta disediakan bus di titik penjemputan, pulangnya tetap dipastikan bisa mudah mencapai kota/daerahnya masing-masing.

Acara lain: tergantung penyelenggara. Kalau yg ngadain perusahaan biasanya ada uang saku
Acara WEGI: Bukan uang saku, tapi subsidi transportasi yang sekiranya cukup untuk bekal menuju titik penjemputan.

Acara lain: Tidak ada yang masalahin, meski jelas-jelas demi meningkatkan rating.
Acara WEGI: Dimasalahkan para hater dan followernya. Ada teman yang dikucilkan gegara mengikuti acara ini. Dituduh macam2 termasuk saya. Malah ada yang diblacklist dari komunitas.

Untuk konsep acara susah dibandingkan, karena acara-acara lain terkadang lebih semarak dan oke namun hanya di satu sisi, yakni: entertainment. Sedang untuk WEGI bagi saya mampu memuat kompleksitas apa yang diharapkan peserta. Di WEGI setidaknya ada 5 muatan yang terkandung dalam acara:

To Inform
Peserta mendapat informasi tentang apa dan bagaimana green industry sesungguhnya.

To Educate
Peserta mendapat edukasi tentang pengelolaan green industry, hingga diakui KLH yang dibuktikan oleh penghargaan Proper Emas.

To Share
Peserta bisa saling berbagi pengalaman dengan sesama peserta lain dari berbagai kota. Sesama blogger, aktivis, pecinta lingkungan, pegiat sosmed, dll, semua riuh kala duduk semeja maupun secara online.

To Influence
Peserta mendapat bahan pembanding yang bisa mempengaruhi persepsi, karena peserta menyaksikan dan membuktikan sendiri kebenaran informasinya.

To Discuss,
Peserta berkesempatan untuk berdiskusi langsung dengan pihak manajemen PT SI. Peserta bebas bertanya apa pun, bahkan menyampaikan uneg-uneg seputar isu PT SI hingga mengajukan permohonan bantuan CSR pun dilayani sepenuh hati sepanjang memenuhi persyaratan yang ditentukan.

To Entertaint
Peserta mendapat hiburan di tengah acara guna merileksasi otot-otot dan pikiran setelah seharian melakukan perjalanan. Biasanya diisi standup commedy, kuis, dll.

To Trip
Wisata identik dengan tempat-tempat yang dipenuhi referensi destinasi. Itu "masa dulu". Tapi kalau wisata ke area pengelolaan limbah sampah, ke danau hasil reklamasi kawasan tambang, ke home industri desa binaan perusahaan, itu baru "masa kini". Dan peserta mendapatkan wisata masa kini.

Adakah acara kopdar yang mampu memuat kompleksitas diatas. Sampai-sampai ketakjuban atas WEGI terucap di bibir Cilo, peserta dari Cimahi, Bandung:"Kopdar ini lain daripada yang lain. Tampil beda. Tak hanya manfaat jalan-jalan yang didapat, tapi saya juga mendapatkan pengetahuan yang tak mungkin saya dapatkan di kuliah."

Semoga WEGI bisa terus bergulir dan menjadi embrio Komunitas Green Industry di Indonesia. Partisipasi anda semua tidak hanya akan memberikan manfaat bagi Semen Indonesia Group, tetapi juga membangun industri hijau di Indonesia. Apa yang kita lakukan hari ini adalah salah satu upaya memberikan warisan yang baik dan SDA yang masih dapat dimanfaatkan anak cucu di masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun