Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Humor dan Teror Politikus Kita

23 Maret 2018   16:14 Diperbarui: 23 Maret 2018   16:27 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto karikatur dari poliklitik.com

Entah sudah janjian atau sekedar kebetulan, masyarakat Indonesia pekan ini mendapatkan sajian pertunjukan "komedi satir" tentang humor dan teror kelas wahid dari politisi kelas senior. Harus diakui, inilah tontonan yang mampu menyedot emosi warga masyarakat, khususnya warganet. Sebuah aksi yang mampu memancing emosi sekaligus membuat tertawa terbahak-bahak.

Dua tokoh utamanya adalah politikus senior Amien Rais dan politikus senior Prabowo Subianto. Amien Rais membawakan isu tentang program sertifikasi tanah dan kebangkitan PKI sementara koleganya, Prabowo Subianto, membawakan tema Indonesia akan bubar pada tahun 2030. 

Amien membuka pertunjukan dengan melontarkan tuduhan bahwa Presiden Jokowi melakukan pengibulan dalam program pembagian sertifikat ke warga masyarakat. "Ini pengibulan, waspada bagi-bagi sertifikat, bagi tanah sekian hektare, tetapi ketika 74 persen negeri ini dimiliki kelompok tertentu seolah dibiarkan. Ini apa-apaan?"  

Seperti biasa, omongan Amien Rais langsung mendapatkan tanggapan beragam. Yang ngomong politikus senior bin sepuh alias manula, ya pantas to dapat perhatian. Apalagi Amien Rais sudah banyak menyandang predikat macam-macam. Ternyata, sambutan paling panas datang dari politikus senior yang juga seorang jenderal, Luhut Binsar Panjaitan.

"Jangan asal kritik saja. Saya tahu track recordmu kok. Kalau kau merasa paling bersih kau boleh ngomong. Dosamu banyak juga kok, ya sudah diam saja lah. Tapi jangan main-main, kalau main-main kita bisa cari dosamu kok. Emang kau siapa?"

Nah, mulai panas ini pertunjukan. Beragam pembelaan kepada Amien Rais pun muncul dari para kader PAN. Namun di sinilah sentuhan humor mulai muncul ketika mereka mengkritik program Jokowi itu.

Selain pencitraan, program ini disebut menimbulkan banyak masalah. Misalnya, masyarakat malah terlilit hutang rentenir karena menggadaikan sertifikat yang diterimanya. Juga, banyak kepala desa ditangkap petugas karena menarik biaya padahal seharusnya gratis. Karena itu, semuanya jadi salawi alias salah Jokowi.

Jadi, besok-besok kalau ada yang terlilit hutang, termasuk kader PAN, gara-gara menggadaikan sertifikat tanah ke bank atau rentenir, bolehlah menyalahkan Jokowi. Seharusnya tidak perlu Jokowi membagikan sertifikat itu sehingga masyarakat tidak tergoda untuk menggadaikannya.

Juga kalau ada yang ditangkap polisi atau KPK karena ketahuan melakukan pungli atau korupsi, bolehlah menyalahkan guru mereka karena telah mendidik mereka sehingga bisa jadi pejabat. Kalau tidak jadi pejabat dan cukup jadi tukang angon wedus kan tidak sampai tergoda untuk melakukan pungli atau korupsi.

Ini jelas logika berpikir kelas ultraviolet. IQ high' class.

Mulai kelihatan lucunya "komedi satir" ini. Terlebih lagi kalau kita melihat bahwa PAN itu kan bagian dari pemerintah karena menempatkan satu orang kadernya sebagai menteri. Apa ini bisa disebut jeruk makan jeruk, atau malah cocok dengan kata "pengibulan"  yang diucapkan Amien Rais itu? Jadi siapa mengibuli siapa? Untuk menjawab pertanyaan ini mungkin diperlukan kajian-kajian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun