Perjalanan liburan kemarin, kami pergi ke pantai Samudera Baru di Karawang. Kami berkendara roda dua dengan waktu perjalanan satu jam lebih. Tiket wisata dikenakan sebesar sepuluh ribu rupiah termasuk parkir.
Seperti halnya liburan, suasana pantai terlihat penuh dengan aktivitas manusia, diantaranya ada anak-anak yang bermain pasir, menikmati batagor, dan penjual ikan keliling. Kami beristirahat sejenak melepas lelah dengan membuka bekal makanan yang kami siapkan dari rumah, semangkok batagor, dan teh botol dingin.Â
Aku mengalihkan pandanganku pada lingkungan pantai yang terlihat amat kotor, sampah plastik ada dimana-mana. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan sampah termasuk aktivitas di pantai maka kebersihan pantai menjadi prioritas dan tanggung jawab bersama.Â
Sampah plastik bungkus makanan dan minuman yang sulit terurai bisa jadi terbawa oleh arus air laut yang kemudian dikonsumsi hewan laut. Akhirnya menjadi mata rantai mikroplastik. Akibatnya berdampak kumulatif.
Setiap tahun, saya berlibur dengan pergi ke pantai di Karawang, pemandangan sampah plastik sudah menjadi hal biasa, tak pernah ada perubahan. Kesadaran masyarakat akan kebersihan masih kurang bahkan dalam perjalanan, aku pernah menemukan masih ada warga yang melakukan aktivitas mandi, cuci, kakus di saluran irigasi.
Selepas dari pantai, kami beranjak pulang. Kami mampir ke pelelangan ikan rakyat yang tak jauh dari pantai samudera baru, tepatnya di sungai buntu, karawang. Berbagai jenis ikan ditawarkan dengan harga bervariasi mulai cumi, udang, lobster, ikan laut, dsb. Terjadilah transaksi pembelian.
Aku membeli beberapa bungkus ikan asin sebagai oleh-oleh dan cumi-cumi. Hasil tangkapan laut yang masih segar dengan harga terjangkau. Kami pulang dengan bersukacita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI