Mohon tunggu...
Dahlia Silitonga
Dahlia Silitonga Mohon Tunggu... Guru - Senang belajar dan menulis

Anak pertama dari 4 bersaudara, sayang keluarga, senang jalan jalan, menulis dan bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Book

Rangkuman Buku Mengelola Konflik Memulihkan Relasi

21 Mei 2024   20:17 Diperbarui: 21 Mei 2024   20:32 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Saya membaca buku terbitan Scripture Union Indonesia yang ditulis oleh Sylvia Tiono Gunawan, dkk. Saya menyukai ide tulisan dalam buku ini. Setiap orang yang berelasi pasti tidak akan pernah lepas dari yang namanya konflik. 

Pertikaian atau konflik menjadi bagian kehidupan dalam hubungan dengan sesama. Tidak mungkin tidak ada konflik ketika berelasi baik dengan keluarga, rekan kerja, rekan sepelayanan bahkan antar negara. Karena konflik tidak mungkin dihilangkan maka cara kita merespon konflik menjadi pembahasan yang menarik. 

Buku ini terdiri dari tiga bab, bab satu hingga tiga. Bab satu membahas nature manusia yang berdosa menyebabkan terjadinya konflik kemudian bab kedua, bagaimana mengelola konflik secara konstruktif, dan pemulihan holistis bagi kita semua.

Cara mengelola konflik cukup jelas dan lugas dijelaskan dalam buku ini secara Alkitabiah. Spiritualitas pembawa damai, mau mendengar dan mengampuni menjadi kunci mengelola konflik secara konstruktif. Berdialog dan mendengar dengan semangat damai menjadi teladan penyelesaian konflik yang ditunjukkan oleh Yefta.

Membangun relasi dan mengelola konflik menjadi seni yang patut dilatih. Pada dasarnya manusia dapat menjalin hubungan dengan sesama jika masing-masing individu memahami kedudukan dirinya di dalam masyarakat dan melakukan perannya sesuai kedudukannya dengan sungguh-sungguh dan setia. Jika kita adalah guru maka lakukan tugas dengan tanggung jawab, kehati-hatian, tidak memihak dan adil. Jika kita adalah seorang anak dalam keluarga, jadilah anak yang membanggakan orangtua dan jangan mendukakan orangtua dengan kebebalan.

Bab terakhir adalah pemulihan holistis bagi kita semua. Kemauan untuk menerima diri sendiri dan orang lain menjadi prasyarat bagi terwujudnya pemulihan holistis. Siklus pemulihan bagi jiwa yang berkonflik menjadi amat penting. Pemulihan merupakan inisiatif Allah yang mau mengampuni dan berdamai. Pemulihan membawa damai sejahtera bagi pihak yang berkonflik.


Siapa yang tak ingin merasakan hidup yang damai, berdamai dengan masa lalu dan terlebih dengan diri sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun