Jika melihat berita, terdapat berbagai jenis vaksin corona. Lalu, apa perbedaan antara vaksin yang satu dengan yang lainnya? Apakah semuanya sama saja? Untuk menjawabnya, mari simak artikel berikut ini.
Saat ini, vaksin menjadi satu-satunya pencegahan utama covid-19 bagi seluruh warga dunia. Seluruh vaksin yang disediakan memberikan manfaat yang sama untuk membangun antibodi tubuh dalam melawan virus corona. Terdapat lima vaksin corona, yaitu vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna, AstraZeneca-Oxford, Sputnik V, dan Sinovac. Vaksin-vaksin tersebut memiliki perbedaan. Perbedaan di antaranya adalah berdasarkan cara kerjanya.
Namun, sebelum menjelaskan perbedaan cara kerja vaksin, alangkah baiknya kita mengerti cara tubuh manusia melawan virus dan menciptakan antibody. Ketika sesuatu yang bersifat asing memasuki tubuh manusia, sistem imun kita akan menyerangnya.Â
Tetapi, proses melenyapkan virus memerlukan waktu yang lama karena untuk mengalahkan infeksi, sistem imun harus mencari tahu cara untuk melawannya dahulu. Sementara proses ini berlanjut, virus akan terus menyebar dan berlipat ganda dan tubuh yang terinfeksi akan jatuh sakit.Â
Akhirnya, setelah sistem imun tubuh berhasil menghabisi virus, dia akan terus mengingat cara untuk melawannya sehingga jika virus yang sama datang lagi, tubuh kita sudah siap menghadapinya.
Jadi pada dasarnya, bisa disimpulkan bahwa cara kerja semua vaksin itu relatif sama, yaitu untuk melatih imun kita "strategi perlawanan virus" tanpa harus melawan virusnya secara langsung. Meskipun demikian, cara menyampaikan "strategi perlawanan" tersebut berbeda-beda untuk setiap vaksin.
Pertama Sinovac, vaksin COVID-19 buatan Cina ini menggunakan metode virus yang dinonaktifkan kemudian dimasukkan ke tubuh manusia. Walaupun nonaktif dan tidak dapat menyebar, sistem imun tetap akan menanganinya dan mempelajari cara melawannya. Namun, respon dari sistem imun mungkin saja tidak se-ampuh jika melawan virus yang aktif. Oleh karena itu, tipe vaksin ini memerlukan beberapa tahap pemberian dosis.
Selanjutnya, vaksin dari AstraZeneca dan Sputnik V menggunakan metode "Viral Vector" yaitu virus yang aktif, namun lebih lemah, seperti adenovirus yang menyebabkan pilek. Virus tersebut digunakan sebagai tumpangan bagi materi genetik COVID-19, yang digunakan oleh sistem imun untuk menciptakan kekebalan tanpa harus mengekspos tubuh terhadap bahaya dari virus yang asli.
Selanjutnya, metode yang paling banyak dibicarakan di antara vaksin-vaksin yang ada, yaitu vaksin mRNA yang digunakan oleh Pfizer dan Moderna. Cara kerja vaksin ini keren. Dalam COVID-19 terdapat suatu protein yang sangat penting. Protein ini digunakan virus untuk memasuki sel tubuh manusia dan membuatnya lebih mudah menular. Logikanya adalah jika tubuh kita kebal dengan protein ini maka tubuh akan kebal dengan COVID-19.
Lalu bagaimana jika kita mengalami reaksi setelah vaksinasi?
1. Tetap tenang, Jika terjadi reaksi seperti nyeri di tempat suntikan, kompres dengan air dingin.