Mohon tunggu...
DAFFA ASHARIE
DAFFA ASHARIE Mohon Tunggu... Mahasiswa

suka bermain game yang menantang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mangkraknya Mesin Rancang Bangun Alat Hasil Tugas Akhir Mahasiswa Di Polines

29 April 2025   21:23 Diperbarui: 29 April 2025   21:23 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politeknik Negeri Semarang (Polines) dikenal sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi yang memiliki fokus pada pengembangan keterampilan teknik dan teknologi. Salah satu kegiatan yang menjadi sorotan adalah tugas akhir mahasiswa, di mana mereka dituntut untuk merancang dan membangun alat atau produk inovatif. Namun, ada fenomena yang menarik perhatian yaitu mangkraknya mesin rancang bangun alat hasil tugas akhir mahasiswa. Artikel ini akan mengupas penyebab, dampak, dan solusi yang mungkin untuk mengatasi permasalahan tersebut. 

Mangkraknya mesin rancang bangun alat hasil tugas akhir mahasiswa di Politeknik Negeri Semarang (Polines) merupakan permasalahan yang signifikan dan memerlukan perhatian lebih dari pihak institusi, dosen, serta mahasiswa itu sendiri. Di Polines, mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan tugas akhir yang tidak hanya menunjukkan pemahaman teoritis, tetapi juga kemampuan untuk merancang dan membangun alat atau produk inovatif. Dalam proses ini, banyak mahasiswa mengalami masalah yang membuat proyek mereka mangkrak, yang pada akhirnya menghambat pembelajaran dan kualitas pendidikan.

Salah satu penyebab utama dari mangkraknya proyek tugas akhir adalah kurangnya pembimbingan yang efektif dari dosen. Mahasiswa sering kali menghadapi berbagai kendala teknis saat merancang alat, mulai dari perencanaan, pemilihan material, hingga proses konstruksi. Tanpa dukungan yang memadai, mereka mungkin merasa terjebak dan putus asa, yang dapat menurunkan motivasi untuk menyelesaikan proyek tersebut. Selain itu, banyak mahasiswa yang melaporkan bahwa mereka tidak mendapatkan bimbingan yang cukup untuk mengatasi masalah-masalah spesifik yang mereka hadapi. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan keterlibatan dosen dalam mendampingi mahasiswa selama proses pengerjaan tugas akhir.

Faktor lain yang menyebabkan mangkraknya mesin rancang bangun adalah kesulitan teknis yang tidak bisa diabaikan. Meskipun mahasiswa telah mempelajari teori yang berkaitan dengan desain dan teknik, penerapan pengetahuan tersebut dalam praktik seringkali jauh lebih sulit. Banyak dari mereka yang tidak memiliki pengalaman praktis yang cukup sebelum memasuki tahap tugas akhir. Kondisi ini bisa diperburuk oleh kurangnya fasilitas yang memadai untuk mendukung eksperimen dan pembangunan alat, seperti laboratorium yang lengkap dan peralatan yang diperlukan. Kurangnya akses terhadap material berkualitas juga menjadi hambatan, sebab mahasiswa sulit untuk mendapatkan komponen yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek mereka.

Manajemen waktu yang kurang efektif juga mengundang permasalahan tambahan. Banyak mahasiswa yang harus membagi waktu antara tugas akhir, perkuliahan, dan kegiatan lainnya. Dalam situasi seperti ini, proyek tugas akhir sering kali menjadi yang terabaikan. Akibatnya, mahasiswa cenderung menunda-nunda atau bahkan menghentikan proses penyelesaian alat yang telah mereka rancang, sehingga proyek tersebut mangkrak tanpa hasil yang konkret.

Dampak dari mangkraknya mesin rancang bangun ini sangat luas. Pertama, kualitas pendidikan di Polines dapat menurun jika mahasiswa tidak mampu menyelesaikan tugas akhir dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan lulusan merasa kurang siap menghadapi tantangan di dunia kerja, yang selanjutnya dapat mempengaruhi citra institusi di mata publik dan calon mahasiswa. Kedua, ketidakpuasan mahasiswa terhadap pengalaman akademik mereka dapat meningkat, menurunkan motivasi belajar dan semangat untuk menyelesaikan studi mereka. Jika tidak segera ditangani, masalah ini dapat berakibat jangka panjang bagi kepercayaan diri dan kesiapan mahasiswa untuk berkontribusi di masyarakat setelah lulus.

Untuk mengatasi masalah ini, langkah-langkah strategis perlu diambil. Pertama-tama, institusi harus meningkatkan dukungan pembimbingan yang diberikan kepada mahasiswa. Para dosen dapat menyediakan lebih banyak sesi konsultasi dan bimbingan, serta mengadakan workshop yang fokus pada aspek teknis dan manajerial dalam pengerjaan tugas akhir. Di samping itu, pelatihan keterampilan tambahan, seperti pelatihan dalam penggunaan perangkat lunak desain, teknik pengujian produk, dan manajemen proyek, bisa sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan mereka.

Peningkatan infrastruktur juga menjadi hal yang penting. Polines perlu memastikan bahwa fasilitas dan sumber daya yang tersedia memadai untuk mendukung proyek tugas akhir mahasiswa. Hal ini termasuk memperbarui laboratorium, menyediakan alat dan material yang diperlukan, serta menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi. Akhirnya, memberikan pembekalan tentang manajemen waktu yang efektif kepada mahasiswa akan membantu mereka dalam mengatur prioritas dan menyelesaikan proyek tepat waktu tanpa mengabaikan tanggung jawab akademik lainnya.

Dengan semua upaya ini, diharapkan mahasiswa akan dapat lebih termotivasi dan siap menghadapi tantangan dalam menyelesaikan tugas akhir mereka. Keberhasilan menyelesaikan tugas akhir tidak hanya menguntungkan mahasiswa secara individu, tetapi juga akan berkontribusi pada reputasi dan kualitas pendidikan di Polites. Dengan demikian, tantangan ini dapat diubah menjadi peluang untuk inovasi dan pengembangan keterampilan yang berguna di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun