Mohon tunggu...
Daffa Ali Fauzan
Daffa Ali Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Welcome to my Kompasiana account

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegiatan KKN "Membangun Karakter Peserta Didik di Masa Pandemi Covid-19 melalui PPKn"

24 Juli 2021   21:17 Diperbarui: 24 Juli 2021   21:20 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hallo sobat sekalian, PPKn atau PKn atau awamnya disebut pendidikan kewarganegaraan berguna untuk menumbuhkan warga negara yang baik, melalui tahap menumbuhkan tiga macam kemampuan, yaitu  civic knowledge, civic ability, dan character (civic character). Kita sebagai calom pendidik meyakini bahwa syarat dasar untuk menjadi warga negara yang baik haruslah pengetahuan, keterampilan, dan karakter. Jika ketiga kemampuan tersebut dimiliki oleh semua warga negara, maka warga negara tersebut secara langsung atau tidak langsung merupakan pribadi yang cakap, setia, dan percaya diri.

Pendidikan kewarganegaraan mencerminkan peradaban Indonesia, khususnya pembentukan karakter bangsa, memiliki tujuan ganda untuk mencapai tujuan nasional, oleh karena itu tidak dapat disangkal bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan yang harus diajarkan pada semua jenjang pendidikan, baik itu di sekolah dasar, maupun di sekolah menengah pertama dan juga menjadi kewajiban penyelenggaraannya di jenjang yang lebih tinggi. Civics atau PPKn atau PKn merupakan sarana sebagai wadah penanaman karakter bangsa, pola kegiatan mengejarnya memiliki manfaat sebagai berikut

  • Melatih warga negara yang berkualitas dan bertanggung jawab untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
  • Melatih warga negara Indonesia yang cerdas, aktif, kritis, dan demokratis yang bekerja keras untuk menjaga persatuan dan kesatuan negara
  • Membangun budaya yang beradab dan demokratis untuk kebebasan., Kesetaraan, toleransi dan tanggung jawab.
     

Nah, meskipun pembelajaran online dilakukan, namun jika pendidikan kewarganegaraan dilaksanakan dengan daring perlu ada beberapa elemen yang harus dipertahankan, yakni:
 

  • Mengenal adalah alat untuk memperoleh pemahaman.
  •  Act Learning berarti mampu bertindak kreatif di lingkungan Anda.
  • Belajar untuk hidup bersama, yaitu berpartisipasi dan bekerja sama dengan orang lain dalam semua bidang aktivitas manusia
  • Belajar dengan sungguh-sungguh sehingga peserta didik dapat mengembangkan kepribadian yang lebih baik dan bertindak dengan lebih banyak otonomi, kekuatan pengambilan keputusan, dan kepemilikan.


[PERLU KITA KETAHUI], di masa pandemi Covid19 ini, untungnya seluruh elemen masyarakat (sosial) dalam hal ini yakni orang tua, saling berbagi pengetahuan tentang teknologi, dan akhirnya komunitas siswa atau orang tua secara bertahap menjadi sadar akan kemajuan teknologi. Perkembangannya semakin lama semakin cepat. Dia juga bisa mengajar siswa untuk belajar. Belajar mandiri merupakan sikap penting yang harus dimiliki seseorang agar tidak selalu bergantung pada orang lain. Sikap ini bisa mengakar dalam diri seseorang sejak kecil. Di sekolah, kemandirian belajar sangat penting bagi siswa. Sikap ini sangat penting bagi semua siswa agar menjadi disiplin diri dan bertanggung jawab. Kemandirian diartikan sebagai kekuatan batin seseorang, yang dicapai melalui proses individualisasi, yaitu proses realisasi diri dan juga proses kemajuan. Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, didorong oleh keinginan untuk menguasai hal-hal yang sulit. Menguasai dan mengkonsolidasikan pengetahuan atau keterampilan yang mereka miliki. Dalam menentukan waktu pembelajaran, sumber belajar, dan evaluasi hasil belajar yang dilakukan secara mandiri, kemampuan diartikan sebagai tujuan pembelajaran dan metode realisasinya. Kemandirian belajar sudah di depan mata, karena di masa pandemi Covid19 ini, para siswa semakin dipaksa untuk belajar sendiri.


 Metode pengajaran master class (komunikasi searah dan verbal) dalam PPKn atau Civics masih belum signifikan bagi terwujudnya tujuan pembelajaran, sehingga diperlukan interaksi antar metode pengajaran. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran metode ini masih sangat rendah, dan interaksi dengan metode ini sangat sedikit. Fenomena ini menjadi kendala untuk mengeluarkan potensi siswa, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia semakin sedikit menumbuhkan generasi muda yang kreatif.
 Keterbatasan pendidikan politik dalam proses pembelajaran, perhatian selalu terfokus pada aspek kognitif, sehingga kepribadian siswa (profesional, sosial, dan pribadi) biasanya tidak diperhatikan. Metode pengajaran guru dalam proses pembelajaran yang monoton juga membuat proses pembentukan karakter siswa kurang memuaskan.

Daffa Ali Fauzan NIM. 1807932

Pendidikan Kewargenegaraan B

FPIPS UPI

DPL

Mela Darmayanti, M.Pd

PGSD FIP UPI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun