Ketika Iron Man dirilis pada tahun 2008, tak banyak yang menduga bahwa film ini akan menjadi titik awal dari jagat sinematik superhero terbesar di dunia, yakni Marvel Cinematic Universe (MCU). Film ini tak hanya menghidupkan kembali genre superhero dengan pendekatan yang lebih realistis dan berbasis karakter dengan pendekatan yang berbeda, tetapi juga menampilkan salah satu performa terbaik dalam film aksi-laga fantasi melalui sosok Robert Downey Jr. sebagai Tony Stark.
Dalam artikel yang berupaya untuk meretrospeksi film klasik ini, kita akan membahas mengapa Iron Man bisa begitu istimewa, bagaimana ia membedakan diri dari film superhero lainnya, dan bagaimana pengaruhnya masih terasa hingga hari ini.
Yinsen membantu Tony Stark membuat Mark pertamanya di dalam gua persembunyian Ten Rings (Image by @shots_mcu via X)

Iron Man dan Revolusi Film Superhero
Sebelum film Iron Man muncul di tahun 2008, film superhero cenderung terbagi menjadi dua kategori: adaptasi komik yang terlalu kental dengan "fantasinya" seperti Batman & Robin (1997) atau Daredevil (2003), dan film yang mencoba tampil lebih serius tetapi kurang memiliki elemen fun, seperti Superman Returns (2006).
Menariknya, Iron Man sebagai film superhero tidak mengambil kedua pendekatan ini. Film Marvel ini mengambil pendekatan yang unik: dengan menggabungkan realisme, sisipan humor, dan karakterisasi tokoh yang mendalam.
Jon Favreau, sang sutradara, dari awal sudah menolak membuat film superhero yang hanya mengandalkan aksi dan efek-efek visual spektakuler. Sebaliknya, ia ingin membangun dunia sang superhero yang terasa sangat nyata---mulai dari bisnis industri senjata Stark Industries hingga hubungan kompleks antarkarakternya.
Tony Stark, sebagai protagonis utama, bukanlah pahlawan super yang konvensional seperti pada umumnya. Ia tidak memiliki moralitas sempurna seperti Superman, juga tidak didera rasa trauma mendalam seperti Batman.
Stark hanyalah seorang playboy jenius, arogan, tetapi penuh karisma. Transformasinya yang berawal dari seorang pengusaha senjata yang tak pernah peduli dengan kehidupan orang lain, menjadi superhero yang ingin memperbaiki kesalahannya, adalah inti dari kisah sang Iron Man.
Baca juga: Nostalgia The Walking Dead: Pertemuan yang Mengharukan dan Trik Menjijikkan di Episode "Guts"Transformasinya yang berawal dari seorang pengusaha senjata yang tak pernah peduli dengan kehidupan orang lain, menjadi superhero yang ingin memperbaiki kesalahannya, adalah inti dari kisah sang Iron Man.
RDJ sebagai Tony Stark saat menggunakan Mark 2 (Image by @shots_mcu via X)

Robert Downey Jr.: Jantung Film Ini
Salah satu faktor terbesar kesuksesan Iron Man adalah sang aktor itu sendiri, yaitu Robert Downey Jr. (RDJ). Sebelum film ini, karier RDJ tercatat sempat meredup akibat masalah pribadinya. Perannya sebagai Tony Stark-lah yang menjadi momen kebangkitan bagi dirinya dan juga bagi Marvel Studios, rumah produksi film ini.
Keunikan RDJ adalah bagaimana ia berhasil membuat Tony Stark terasa sangat manusiawi dan begitu nyata. Ia tidak hanya sekadar memainkan peran sebagai seorang superhero, tetapi benar-benar menjelma sebagai Tony Stark---seorang yang sarkastik, cepat berpikir, tetapi juga memiliki kedalaman emosional.