Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta || Nasionalis-marhaenis || Adil sejak dalam pikiran..

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Music

Akhir Kisah Slank Formasi 13: Kampungan, Piss, Generasi Biru, dan Adiksi Narkoba

22 Februari 2025   18:00 Diperbarui: 22 Februari 2025   09:26 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Slank, sebagai salah satu band legendaris Indonesia, telah menorehkan sejarah panjang dalam industri musik di tanah air. Setelah kesuksesan album pertama mereka yang bertajuk Suit -- Suit... He-He... (Gadis Sexy), Slank semakin sering tampil di berbagai acara, mulai dari gigs kampus, televisi, hingga panggung-panggung luar kota.

Akan tetapi, perjalanan band asal Jl. Potlot III ini tidak selalu mulus. Konflik internal kerap terjadi, termasuk niat dari Pay (Parlin Burman), gitaris band ini, untuk hengkang. Untungnya, melalui musyawarah, masalah ini berhasil diselesaikan dan bahkan menginspirasi lagu "Terlalu Manis" yang masuk dalam album kedua Slank.

Album Kedua: Kampungan dan Eksperimen Musik

Slank bukan sekadar menghadirkan musik dalam tiap albumnya. Band yang bermula di Potlot ini juga mereka seperti menyampaikan mimpi-mimpi dan mengisahkan berbagai kejadian melalui lagu-lagu mereka. Album kedua mereka, Kampungan, dirilis pada tahun 1991, menjadi bukti nyata eksperimen musik Slank yang berani dan sangat berbeda dari musik di pasar waktu itu. Keunikan album ini terletak pada cover-nya yang terbuat dari kain, bukan kertas, yang menunjukkan kreativitas dan keberanian Slank untuk berbeda.

Lagu-lagu dalam album Kampungan, seperti Terlalu Manis dan Mawar Merah mencerminkan luapan emosionalitas para personelnya. Album ini pun sukses besar dan meraih penghargaan sebagai Album dengan Penjualan Terbaik 1991--1992 dalam BASF Awards kategori Pop Rock.

Album Ketiga: PISS dan Kritik Sosial

Setelah kesuksesan album kedua, Slank semakin dikenal luas. Namun, perjalanan mereka diwarnai dengan tantangan baru. 

Saat Slank tampil di Bali, personil mereka mulai terpapar narkoba, sehingga memengaruhi produktivitas band ini dalam berkarya. Hal ini membuat proses penggarapan album ketiga, PISS, memakan waktu lebih lama.

PISS adalah plesetan dari kata "peace" (damai) dan "piss" (kencing), yang mencerminkan kritik Slank terhadap perdamaian yang hanya dirasakan oleh segelintir orang. Album ini berisi 13 lagu, dengan keunikan cover-nya yang memuat Kartu Tanda Penduduk (KTP) para personil Slank. Lagu "Main Monopoli" menjadi salah satu yang paling menonjol, di mana Slank mengisahkan permainan anak-anak yang populer saat itu.

Album ini dipopulerkan oleh lagu "Mau (Beli) Tidur" dan "Kirim Aku Bunga", serta berhasil meraih penghargaan BASF Selling Album 1992--1993 kategori Rock Alternatif.

Album Keempat: Jalur Indie dan Generasi Biru

Setelah PISS, Slank memutuskan untuk berpisah dengan produsernya, Boedi Soesatio, dan memilih jalur indie. Mereka mendirikan manajemen sendiri bernama Pulau Biru Production dan label rekaman PISS Record. 

Dengan biaya sendiri, Slank melakukan rekaman di tiga lokasi berbeda: Puncak (Jawa Barat), Cibubur, dan bangunan bekas sekolah milik Bunda Iffet di Jalan Potlot, yang diubah menjadi studio rekaman.

Album keempat mereka, Generasi Biru, dirilis pada tahun 1994, menandai era baru Slank. Lagu "Kamu Harus Pulang" dan "Terbunuh Sepi" menjadi andalan album ini.

Generasi Biru sukses meraih Double Platinum dalam BASF Awards untuk kategori penjualan album Rock terlaris tahun 1994--1995. Video klip "Terbunuh Sepi" juga meraih penghargaan sebagai Video Klip Favorit dari VMI (Video Musik Indonesia) 1994/1995 dan Video Klip Terbaik Sepanjang Tahun 1995/1996.

Album Kelima: Minoritas dan Tantangan Internal

Meski masih bergelut dengan pengaruh narkoba, Slank tetap berupaya menghasilkan karya-karya terbaiknya. Album kelima mereka, Minoritas, dirilis pada tahun 1996, menampilkan keunikan lirik yang tertempel terbalik di cover-nya, sehingga membutuhkan cermin untuk membacanya. Lagu "Bang-Bang Tut" dan "Kalau Kau Ingin Jadi Pacarku" menjadi andalan album ini.

Video klip "Bang-Bang Tut" dibuat dengan konsep one take shot di Potlot 14 dan berhasil meraih penghargaan sebagai Video Klip Terbaik dari VMI (Video Musik Indonesia) Tahun 1995/1996.

Konflik Internal dan Perubahan Formasi

Sayangnya, pengaruh narkoba semakin memperburuk kondisi Slank. Kekompakan personil mulai pudar, mulai sering terjadi perselisihan, dan masing-masing personil kurang membagi waktu untuk band. 

Puncaknya adalah pemecatan tiga personil: Bongky, Indra Q, dan Pay. Slank pun hanya menyisakan Bimbim dan Kaka sebagai personelnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun