Hubungan yang terjalin antara coach dan coachee dalam praktik coaching yakni hubungan kemitraan yang setara dan coachee sendiri yang mengambil keputusan.
Mitra belajar memberikan perspektif keselarasan dalam berinteraksi dan berdialog antara coach dan coachee. Relasi yang apresiatif  sebagai mitra belajar melatih cara berpikir bahwa dalam proses coaching keduanya memiliki kesepahaman yang sama tentang belajar. Ketika mendengarkan coachee, seorang coach belajar mengenali kekuatan dirinya juga mengenali coacheenya secara mendalam.Â
Demikian pula sebaliknya, tuntunan yang diberikan coach  memberikan ruang bagi coachee untuk menemukan kekuatan dirinya. Proses coaching yang berhasil akan menghasilkan kekuatan bagi coach dan coachee untuk mengembangkan diri secara berkesinambungan.
Ilmu yang begitu bermamfaat bungkus yang rapi untuk dibawa pulang dan dibagikan kepada tewan sejawat di sekolah.
Hampir saja calon Guru Penggerak berhenti melangkah menuju tujuan lokakarya ke empat, Â jika takut menghadapi hujan yang menghadang.(dsh)