HUMOR SEPUTAR KULINER COTO MAKASSAR & KETUPAT LEBARAN
Cerita Nur TerbitÂ
Di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, hampir di setiap sudut bisa ditemukan berdiri warung Coto Makassar. Dari yang hanya berupa tenda darurat, hingga yang sudah paten berupa kios, rumah makan dan restoran.Â
Maklum kuliner khas "Kota Daeng" atau "Kita Anging Mammiri" ini memang dari tempat ini "pabrik" pembuatan dan asal-muasalnya dari Kota Makassar. Makanya di mana-mana ada dijual Coto.
 Beda misalnya jika kita mencari "Warteg" di Tegal Jawa Tengah, atau rumah makan Padang dan Restoran Padang di Sumatera Barat. Berani sumpah, tidak bakalan ketemu
Itu sebabnya, Bastian Siri asli Bugis teman sesama perantau asal Sulawesi Selatan sempat bertanya dan "protes" soal Coto Makassar ini. "Memang tidak ada Coto Bugis?," katanya. Lalu saya jawab begini:
"Tidak ada Coto Bugis pak, yang ada Coto Makassar. Ada juga Coto Malang. Mungkin dari Jawa Timur. Tapi penjualnya bilang, 'Ini juga Coto Makassar, cuma dijual Malang Hari".
Beda Coto dengan Soto
Apa beda COTO dengan SOTO? Inilah yang membedakan COTO di Makassar Sulawesi Selatan dengan SOTO di tempat lain. Kalau SOTO bahan bakunya dari daging SAPI, kalau COTO di Makassar dari daging CAPI
Teman saya yang pengelola kuliner, masakan dan kue khas Makassar menambahkan: Kalau SOTO, katanya, makannya pakai SENDOK. Kalau COTO makannya pakai CENDOK
Tak mau kalah, saya timpali. Kalau SOTO pakai MANGKOK. Kalau COTO pakai CANGKOK Â