Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary

Prof Rasdiyanah, Wanita Pertama Rektor di Indonesia Timur

19 Januari 2023   09:15 Diperbarui: 19 Januari 2023   09:34 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku tentang kiprah Prof Rasdiyanah (repro Nur Terbit dari webs UIN Alauddin)

Selamat Jalan Ibu Prof Andi Rasdiyanah Amir

Saya alumni Fak Syariah IAIN Alauddin angkatan 1979-1981, saat Rektornya Abdurrahman Shihab (ayah Prof Quraisy Shihab, kakek Najwa Shihab), dan dekan saya Prof KH Sanusi Baco. 

Senior saya (kakak tingkat) di Fak Syar'iah ketika itu, antara lain Prof Nazaruddin Umar (mantan Wakil Menteri Agama, kini Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta). Kakak kelas Saya Bang Idrus Marham, mantan Menteri Sosial dan mantan Sekjen Partai Golkar.

Saat itu, Prof Andi Rasdiyanah Amir, masih menjabat Dekan Fakultas Tarbiyah, salah satu fakultas di IAIN Alauddin. Kemudian berikutnya jadi Rektor di kampus yang sama. Rektor wanita pertama di Indonesia Timur. Beliau kelahiran Kabupaten Bulukumba, tempat pembuatan Pinisi, perahu khas Sulsel.

Yang paling berkesan, saya membacakan salah satu karya beliau (ketika itu masih bergelar Dra Rasdiyanah Amir) dalam bentuk puitisasi terjemahan Al-Qur'an di MTQ tingkat Kecamatan se Kotamadya Ujungpandang (sekarang Makassar). Alhamdulillah saya juara dengan bimbingan cara baca puisi yang baik oleh senior saya Muchtar Tanete, ketika itu kuliah di Fak Ushuluddin.

Dari puisi Ibu Rasdiyanah pula, yang mengantarkan saya mewakili Kota Ujungpandang ke MTQ tingkat Sulsel di Palopo, Kab Luwu. Di sini saya justeru harus "bertarung" dengan guru puisi saya sendiri, Muchtar Tanete yang saat itu mewakili Kab Selayar. Saya kalah tentu saja. Mana ada sih murid yang bisa mengalahkan gurunya?

Ketika saya hijerah ke Jakarta (1984), saya mendengar ibu Rasdiyana menduduki salah satu posisi bergengsi di Departemen Agama (kini Kemenag). Tak sempat menemui beliau, meski saya sering mampir di bagian Humas sebagai wartawan.

Di sela-sela waktu menjalani profesi wartawan itulah, saya berhasil menyelesaikan pendidikan saya di dua kampus: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah di Ciputat, dan Universitas Islam Jakarta (UIJ) di Utan Kayu.

Di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya selesaikan program S1 saya yang sempat "macet" di UIN Alauddin Makassar dan program S2 Hukum di UIJ Utan Kayu. Ini karena keasyikan berburu berita sebagai wartawan 🥱

Di UIN Jakarta, saya sempat bertemu Wakil Rektor Prof Nazaruddin Umar. Beliau serius menyapa dan bertanya kepada saya ketika memberi kuliah umum bagi mahasiswa baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun