Kembali ke tahun 2014, pada saat pertama kali gue ke Pulau Jawa, tanpa ditemenin orang tua. Terus terang, sejak kecil gue udah beberapa kali sih nge trip ke pulau Jawa bareng keluarga, dari kampung halaman gue Dumai menuju kampung halaman orang tua gue di Cimahi, Bandung, Jawa Barat.
Perjalanan dalam misi pulang kampung Papa tersebut, penuh petualangan sih sebenarnya. Nggak hanya menggunakan pesawat dari Dumai - Jakarta ataupun Pekanbaru - Jakarta, kami juga pernah naik kapal 3 hari lamanya dari Dumai ke Tanjung Priok Jakarta, dan juga baliknya naik bus 3 hari 3 malam dari Bandung menuju Dumai.
Tak hanya itu, dikarenakan dulu aksesnya memang susah, kami sekeluarga juga pernah kehabisan tiket pesawat balik dari Jakarta ke Pekanbaru, sehingga harus mampir di Batam sebelum kembali ke Kota Dumai menggunakan kapal, 8 jam lamanya.
Kembali ke perjalanan perdana gue ke Jawa tanpa keluarga ini, dengan modal pas-pasan dan tiket pp super murah dari salah satu meskapai milik Om Sandiaga Uno, gue tiba di Bandara Soekarno-Hatta tepat pada pergantian hari, pukul 00.00.
Bermodalkan pertemanan dari main futsal, gue dijemput di bandara dan langsung balik menuju kos-kosannya di daerah Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Temen gue yang kuliah dikampus Universitas Pancasila ini sebelumnya sering main bareng gue di Riau sehingga hubungan kami udah seperti sahabat.
Tujuan awal gue ke Jakarta sebenarnya mau ngembangin hobi gue sih yaitu sepakbola dan futsal, makanya semua udah gue setting untuk nginep dikosan temen yang se-hobi dan udah banyak relasi di Jakarta, supaya gue nya juga bisa dapat berkembang lebih cepet.
Eh, tapi yang terjadi malah jauh dari harapan, harapannya terlalu jauuhh. Niat pengen main, cari pengalaman, dan mencoba peruntungan di Jakarta ini malah berakhir dengan cedera dengkul, disposisi saat mendarat sehingga ter-over stretch dan merobek ligament yang membuat gue harus menepi dari lapangan selama hampir setahun, itupun dengan opsi harus melakukan operasi agar kondisi nih dengkul bener-bener normal 100%.
Hal yang membuat gue sakit hati sedalam-dalamnya, membuat gue harus menepi dari lapangan untuk waktu yang lama, memupus harapan gue untuk seriusin bidang yang udah gue jalani selama kurang lebih 10 tahun ini.
Goodbye dunia yang udah menemani gue selama 10 tahun lebih
Tapiii, gue ga mau lama-lama bersedih, gue lebih memilih untuk berusaha bangkit, melakukan excersise pelan-pelan agar kembali normal berjalan, dan mencari bidang baru untuk mengisi hari-hari gue agar lebih bersemangat, yang kalau kata orang modern sekarang ini bilang dengan kata 'passion'.