Saya suka sejarah, melebihi pelajaran matematika. Memang, perbandingan sejarah dan matematika sama-sama sulitnya. Males belajar matematika karena otaknya gak nyampe atau gak pasion, males baca sejarah karena bikin ngantuk dan gurunya bahas tentang tanggalan mulu. Maka dari itu, dua materi ini banyak dihindari oleh umat manusia saat jam pelajaran berlangsung. Â Tapi, jika disuruh memilih untuk menyelesaikan berlembar-lembar soal algoritma, trigonometri dan turunan-turunannya, saya lebih memilih untuk membaca ratusan lembar buku sejarah. Serius.
Apalagi sejarah Rasulullah Muhammad, yang setiap kisahnya banyak hikmah indah nan bermakna. Bukan peres, tapi memang beneran. Sebagai muslim saya sangat mengagumi sosok yang tangguh serta meneduhkan itu. Bahkah non-muslim yang tidak ada keharusan dalam mengimani Nabi Muhammad saja sampai amaze dan menobatkan nama Muhammad dalam urutan pertama sebagai manusia paling berpengaruh di Dunia. Michael Hart namanya, penulis buku The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History.Â
Sebenarnya untuk menyukai sejarah Islam ada pada niat di dalam hati. Kalau hanya sekedar baca untuk dihapal agar bisa menjawab soal ujian, saya yakin akan membal semua yang dipelajari. Bakal ingat waktu ujian aja, tapi tidak akan tertanam sampai tua. Namun, kalau belajar untuk PDKT a.k.a Pendekatan dengan Nabi kita, dijamin akan selalu di hati. Kalau denger namanya disebut auto salawat dan secara otomatis membayangkan betapa beratnya perjuangan Nabi Muhammad saat awal mula islam hadir, ditinggal istri serta paman tersayangnya. Beruntungnya Nabi dihibur oleh Allah dengan peristiwa Isra’ Mi’raj.
Alasan selanjutnya tidak suka dengan sejarah adalah salah memilih buku. mungkin yang temen-temen baca adalah buku pelajaran yang berisi sepenggal kisah, lengkap dengan tanggal-tanggal yang memusingkan. Maka terbentuklah opini bahwa sejarah hanya seputar dengan penaggalan. Padahal, jika ada niat sedikit saja untuk menggali lebih dalam, coba pergi ke perpustakaan. Cari 5 rekomendasi buku ini, pinjam dan bacalah. Dijamin bakal suka dengan sejarah. Apa saja bukunya? Check it out!
- Ar-Rahiqul Makhtum Sirah Nabawiyah (Sejarah Hidup Nabi Muhammad)
Penting banget baca siapa penulis dari buku yang akan kita baca. Saya males kalau ada yang bilang pecinta buku, tapi ketika ditanya siapa penulisnya? Oh gak tau, lupa. Itu sudah dipastikan dia belum benar-benar suka membaca. Seperti buku pertama yang akan saya rekomendasikan ini. Penulisnya adalah Syaikh Syafiyurrahman al-Mubarakfuri. Beliau adalah juara pertama lomba penelitian terbaik tentang Sirah Nabawiyah dan hasil penelitian itu adalah buku yang temen-temen pegang sekarang, Rahiqul Makhtum, begitu biasa disebutkan.
Jangan kaget dulu bahwa ternyata buku ini adalah hasil penelitian yang artinya berisi tulisan berat nan sulit dicerna. Karena pada prinsinya, Syaikh Syafiyurrahman memutuskan untuk menulis penelitian yang sedang-sedang saja, tidak terlalu panjang dan bertele-tele sehingga menimbulkan kebosanan, namun juga tidak terlalu pendek hingga terkesan tidak logis. Terbukti dengan jumlah halama 860 menurut cetakan Ummul Qura berisi kisah Rasulullah Muhammad mulai dari Peta sejarah, letak geografis arab dan kondisi penduduknya, agama bangsa arab, gambaran masyarakat jahiliyah, peristiwa kelahiran nabi dan kerasulan, seruan dakwah, pemboikotan, kehidupan di madinah, kisah tentang peperangan, sampai tanda-tanda perpisahan.
Lengkap tapi tidak memberatkan dan tebal tapi tidak membosankan. Saya mengawali baca buku ini saat masuk kuliah dan menghabiskannya pada tahun ketiga. Prinsipnya tidak terburu-buru, tapi tidak terlalu santai juga.
Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallaby adalah salah satu penulis yang sangat saya kagumi. Beberapa bukunya yang terbit bahkan belum semua saya tuntaskan padahal bisa dibilang, Ulama besar dari Libya ini menulis buku sejarah super lengkap. Jika Imam As-Suyuthi mampu menulis sejarah Khulafa’urrasyidin, bani Umayyah dan Bani Abbasyiah dalam satu buku berjudul Tarikh Khulafa’ dengan total halaman 600-an, maka sahabatnya Syaikh Yusuf Qardhawi ini mampu menulis sejarah Abu Bakr Ash-Shiddiq dengan buku solo dengan 600-an halaman pula. Sejarah Umar bin Khathab buku sola  dengan jumlah halaman 900-an. Biografi Ustman Bin Affan dengan 600 halaman, Biografi Ali bin Abi Thalib 700-an halaman. Belum lagi buku tentang Daulan Umawiyah, Daulah Ustmaniyah, Daulah Fathimiyah.
Jika teman-teman melihat ada buku bersampul coklat yang biasanya berjejar panjang dengan judul awal Daulah, maka bisa dipastikan itu buku milik Sejarawan Islam Prof. Ali Muhammad Ash-Shallaby.