Mohon tunggu...
Pram Budi
Pram Budi Mohon Tunggu... -

Karyawan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menuju GBI Mantap 2014-2018

29 November 2014   00:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:35 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14171694842061178291

[caption id="attachment_356700" align="aligncenter" width="300" caption="Penandatangan Serah Terima Jabatan "][/caption]

Kegiatan sertijab pengurus BPH GBI periode 2008-2014 kepada pengurus periode 2014-2018 dilakukan di Jakarta (Jumat, 28/11). Ketua Umum periode 2008-2014 Pdt. Dr. Jacob Nahuway, MA menanda-tangani Berita Acara Serah Terima kepada Ketua Umum baru periode 2014-2018, Pdt. Dr. Japarlin Marbun sebagai hasil pemilihanSidang Sinode di SICC Bogor, Jawa-Baratpada 28-31 Oktober 2014.

Dalam sambutan singkatnya, Pdt. Jacob Nahuway mengatakan periode baru ini bisa meningkatkan kesatuan dan ia mengucapkan terima-kasih kepada semua kepengurusan yang telah mendampingi beliau. Sementara itu, Ketua Umum baru Pdt. Dr. Japarlin mengatakan jajaran kepengurusan baru perlu bimbingan dari para sesepuh GBI. Sesepuh GBI diminta membuatkan visi, tema per tahun. Hasil tersebut akan diaplikasikan BPH GBI ke daerah-daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

Ia menambahkan, serah terima ini juga melambangkan penyerahan tongkat estafet dari generasi senior kepada generasi muda.

BPH GBI Memfasilitasi Seminar Guru PAK [Pendidikan Agama Kristen]

Melalui Departemen Layanan Masyarakat, BPH GBI memfasilitasi seminar guru-guru PAKSD, SMP dan SMAse DKI Jakarta dengan tema “ Implementasi Kurikulum 2014” di Jakarta (Selasa, 18/11). Hadir sekitar 400-an guru-guru.

Pembimas Kristen Kanwil Kemenag Propinsi DKI Jakarta, Pdt. Adieli Zendrato, MTh mengatakan nilai-nilai Kristiani bisa menjadi pola bagi anak didik atau nilai Kristiani terintegrasi dengan kehidupan nyata anak didik. Selain itu, hadir juga Risma Sibarani selaku Sekretaris Pengawas Pendidikan Agama Kristen Tingkat Menengah, Jakarta-Timur.

Para pembicara lain yang hadir sebagai nara sumber yaitu Dr. Iman Santoso (Ketua TCI), Dr. Wisnu Tri Oka (Pendiri Yayasan Widya Anindya). Seminar ditutup oleh Pdt. Dr. Japarlin Marbun. Ia berpesan agar para guru selain memberikan, mengajarkan materi juga harus memiliki integritas.

MENUJU GBI M.A.N.T.A.P 2014-2018

Ketua Umum baru Pdt. Dr. Japarlin Marbun akan menjalankan “GBI MANTAP 2014-2018” yaitu M (maju, mandiri, otonom); A (Andalkan Tuhan); N (Niat Tulus, Murni dan Kudus); T (Tertib); A (Ayomi); P (Profesional).

MAKNA KATAM.A.N.T.A.P

GBI Mantap adalah Gerakan Menuju GBI yang sehat, kuat, maju dan berdampak. Diharapkan kegerakan ini akan terjadi dalam kurun waktu 2014-2018.

Selanjutnya, kata MANTAP memiliki makna sebagai berikut :

Kata MANTAP adalah singkatan dari :

M: Maju / Mandiri.

A: Andalkan Tuhan.

N: Niat Tulus dan Kudus.

T: Tertib.

A: Ayomi.

P: Profesional.

Kata MANTAP memiliki pengertian mudah diucapkan, sarat makna sehingga bisa menginterprestasikan dengan baik tentang sesuatu, baik, bagus. Selain itu sesuai dengan konteks pengembangan-pengembangan GBI.

Pemilihan kata itu dilatar-belakangi oleh banyak orang bisa memahaminya dan memiliki makna yang luas dan kaya. Dengan demikian mereka bisa memberikan apresiasi sebab gereja-gereja lokal bisa mencapai sasaran dan harapan bersama.

Menuju GBI Mantap 2014-2018 akan tercapai jika didukung PROGRAM GBI 2014-2018. Wujud nyata dari implementasi program-program tersebut antara lain pelatihan-pelatihan bagi para Gembala jemaat, termasuk jemaat sehinggamereka bisa mengembangkan pelayanan secara maksimal.

Pembangunan kantor-kantor perwakilan di daerah-daerah mutlak diperlukan bukan hanya menunjang kinerja secara administratif, namun juga sebagai lokasi pelatihan-pelatihan dan pemberdayaan jemaat. Bagi perwakilan daerah yang memiliki kantor, perlu ditunjang dengan dana operasional sehingga kegiatan layanan berjalan dengan baik serta lancar.

Mmemiliki makna Maju/Mandiri/Otonom yang berarti mendorong dan melatih serta mementor semua Gembala lokal agar dapat memajukan gereja lokalnya secara otonom/mandiri.Mentraining semua gembala agar dapat melakukan tugas penggembalaan dengan baik

Diperlukan pelatihan, mentoring sehingga menghasilkan gereja lokal yang mandiri. Suatu gereja akan mengalami kemajuan atau sebaliknya, tergantung kepada gembala gereja setempat. Pihak yang melatih para pelayan-pelayan Tuhan itu adalah Sinode beserta perangkat-perangkat organisasinya. Fungsi Sinode bukan sebagai tim administrasi, namun sebagai pelatih [konsultan].

Guna menunjang dan mengoperasionalkan suatu gereja agar bertumbuh, tentu diperlukan dana [keuangan]. Sinode bisa melakukan konsolidasi untuk menyalurkan berkat berupa tenaga, dana dari gereja kepada gereja yang membutuhkan bantuan. Maka, gereja tersebut bisa mandiri.

Meskipun mandiri, gereja lokal tetap wajib mengandalkan Tuhan. Pertumbuhan gereja bukan soal penguasaan pengetahuan belaka, keterampilan, namun harus mengandalkan Tuhan. Jika suatu gereja memiliki keterampilan manajerial ditambah dengan mengandalkan Tuhan, maka gereja akan semakin kokoh.

A berartiAndalkan Tuhan meliputi mendorong dan memotivasi semua Gembala Jemaat membangun komunikasi yang erat dengan Tuhan agar kuat dan mampu mengemban tugas pelayanan dengan baik.Menjadikan semua pertemuan dan fellowship sebagai wahana meningkatkan kerohanian melalui doa dan pendalaman Firman.

N adalah Niat Tulus dan Kudus bermakna mendorong dan memotivasi semua Gembala Jemaatuntuk membantu memajukan gereja lain agar menjadi gereja yang sehat, kuat, maju dan berdampak.Membuat aturan dan kode etik agar bantuan dari gereja tersebut ke gereja lainnya dilaksanakan dengan niat yang tulus dan kudus, serta tanpa pamrih. Pelayanan gereja harus berlandaskan niat suci dan tulus.

T adalah Tertib yakni memperkuat sistem dan aturan gereja (TTG) sehingga pelayanan dan organisasi berjalan dengan maksimal termasuk didalamnya pengaturan pola kaderisasi dan rekruitmen.Pengkaderan harus dilaksanakan secara sistematis dan baik sehingga tersedia kader-kader yang handal untuk gereja maupun masyarakat.

Gereja harus dijalankan mekanisme organisasinya berdasarkan TTG [Tata Gereja] yang jelas berdasarkan prinsip-prinsip Firman Tuhan. Semua pelayan Tuhan harus mentaati TTG tersebut.

TTG bisa diibaratkan seperti lampu pengatur lalu-lintas. Jika tidak diikuti sesuai dengan aturan maka lalu lintas akan macet [jam]. Tata Gereja bertujuan untuk menjalankan organisasi secara tertib, adil dan tidak ada pilih kasih [anak emas] terhadap seseorang.

A mempunyai arti yakni mengayomi semua Gembala dan pejabat dan Gereja lokal sehingga bertumbuh maksimal. Baik pengayoman secara rohani, sosial-ekonomi, hukum, dan lain-lain. Memaksimalkan peran perangkat organisasi dari Pusat sampai ke daerah dari hanya sekedar peran administrasi menjadi peran pengayom, “Pembapaan” dan “Mentoring”.

Gereja lokal harus ada pihak yang berperan sebagai seorang ‘bapak’. Gereja lokal perlu dukungan dana, pelatihan dan mentoring. Bentuk lainnya bisa berupa pengayoman rohani, pengajaran, dana, keterampilan.

P adalahProfesional yang meliputi mengembangkan Sistem dan Organisasi yang profesional dari Pusat sampai daerah bahkan gereja lokal dengan menggunakan perangkat IT, dan melengkapi semua gembala dengan buku pegangan gembala (Hand book of Pastor).Semua gembala harus dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pelayanan.

Profesionalisme memang telah dituliskan dalam Alkitab. Untuk mengelola data para hamba Tuhan, diperlukan aplikasi teknologi informasi yang tertata dan mumpuni. Tidak lagi dikelola secara manual. Profesional juga berkaitan dengan peningkatan kualitas ekonomi hamba Tuhan. Perlu digelar pelatihan-pelatihan kewirausahaan yang sejalan dengan pelayanan hamba Tuhan tersebut dan sikon setempat.

Sekolah-sekolah Teologia bukan hanya mengajarkan Alkitab saja, melainkan perlu mengajarkan dan mengembangkan [pelatihan] kewirausahaan yang sesuai dengan konteks dan si-kon jemaat atau masyarakat setempat.

Sinode GBI akan merekrut staf-staf ahli [profesional] sebagai staf tetap, mempersiapkan peralatan kinerja yang moderen, teknologi internet, pelatihan-pelatihan dan lain-lain.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun