Mohon tunggu...
Cupi Valhalla
Cupi Valhalla Mohon Tunggu... -

A traveling lover, An environmentalist, and An ordinary person who has many extraordinary passions. Having been learning the subject of the environmental safety and health at Technische Hogeschool te P.V.J

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Donor Darah Menakutkan tetapi Bermanfaat!

14 Januari 2011   08:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:36 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sering kali saya mendapatkan himbauan dan dorongan dari keluarga dan teman-teman untuk ikut berpartisipasi menjadi pendonor darah. Berbagai persuasi dan invensi dari supoort keluarga dan teman-teman terus mendorong saya agar dalam hidup ini mampu memberikan sesuatu yang berarti dan bermanfaat untuk orang lain, dalam hal ini menjadi pendonor darah. Namun, sampai sekarang, saya tidak pernah berani untuk mendonorkan darah saya. Perasaan takut dan sugesti mengerikan terbias dalam pikiran saya ketika melihat jarum suntik dan peralatan perlengkapan untuk transfusi darah. Mungkin, ini yang namanya phobia pada jarum suntik. Padahal, jelas-jelas saya mengetahui pasti bahwa mendononorkan darah sangat bermanfaat untuk kesehatan fisik dan psikologis tubuh kita.

Simbiosis mutualisme. Itulah yang akan kita rasakan jika kita melakukan donor darah, sebab setiap tetes darah yang kita sumbangkan tidak hanya dapat memberikan kesempatan hidup bagi yang menerima, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan bagi pendonornya.

Anggapan yang menyatakan mendonorkan darah bisa membuat kita menjadi lemas adalah salah. Saat kita mendonorkan darah, maka tubuh akan bereaksi langsung dengan membuat penggantinya (sel-sel darah --- Red). Jadi, kita tidak akan mengalami kekurangan darah ketika proses transfusi darah tersebut. Selain membuat tubuh memproduksi darah-darah baru, ada lima manfaat kesehatan lain yang bisa kita rasakan:

1. Menjaga kesehatan jantung
Tingginya kadar zat besi dalam darah akan membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit jantung. Zat besi yang berlebihan di dalam darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke. Saat kita rutin mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih stabil. Ini artinya menurunkan risiko penyakit jantung. Jadi, dengan sering menjadi pendonor darah dalam skala rutinitas sesuai prosedur, maka kita dapat menjaga kesehatan jantung kita dan terhindar dari penyakit jantung beserta komplikasi turunannya.

2. Meningkatkan produksi sel darah merah
Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah. Tak perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, sebagai pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk menstimulasi pembuatan darah baru. Dan, hal tersebut dapat membuat kita menjadi lebih sehat dan bugar, karena tubuh kita mampu menstimulasi produksi sel-sel darah yang baru.

3. Membantu penurunan berat tubuh
Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori yang ampuh. Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah, akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira 650 kalori. Itu adalah jumlah kalori yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping. Nah, bagi Anda yang ingin mengurangi berat badan Anda, tidak ada salahnya untuk mencoba menjadi pendonor darah. Selain dapat memberikan manfaat kepada orang lain dengan darah yang kita berikan, kita juga mendapatkan manfaat lainnya, yakni bisa menurunkan berat badan yang kita inginkan. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui, bukan?!

4. Mendapatkan kesehatan psikologis
Menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada yang membutuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian menemukan, orang usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap berenergi dan bugar. Selain itu, dengan menjadi pendonor darah, maka kita akan merasakan perasaan bahagia, karena setidaknya kita merasa telah menjadi orang yang mampu bermanfaat untuk orang lain, melalui sesuatu yang kita berikan, walaupun itu hanya setetes darah dari tubuh kita. Namun, nilai akan ketulusan keinginan untuk saling mengasihi dan menolong kepada yang membutuhkan jauh lebih memberikan perasaan kebahagiaan tersendiri yang akan kita rasakan.

5. Mendeteksi penyakit serius
Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur standarnya adalah darah kita akan diperiksa dari berbagai macam penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria. Bagi yang menerima donor darah, ini adalah informasi penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah "rambu peringatan" yang baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan kita sendiri. Itu berarti, kita juga dapat melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan tubuh kita, sebelum proses pendonoran darah berlangsung. Dan, biasanya hal itu dilakukan gratis, karena pihak/instansi yang bertugas akan memfasilitasi dan memberikan pelayanan tersebut. Hitung-hitung menghemat ongkos pemeriksaan kesehatan tubuh, bukan?!

Dalam prosedur normalnya, setelah menginjak usia 18 tahun, cobalah untuk membiasakan diri mendonorkan darah setiap tiga bulan sekali. Sebab, hal itu tidak hanya akan memberikan perasaan yang senang karena dapat membantu sesama, namun bermanfaat positif bagi kesehatan tubuh kita sendiri. Dan usia maksimal untuk melakukan kebiasaan baik ini adalah hingga berusia 60 tahun.

Terakhir, mungkin saran dan permintaan saya pribadi terhadap oknum/pihak/instansti yang memfasilitasi proses pendonoran darah, sebaiknya mencari dan menerapkan alternatif metode transfusi darah yang mampu memberikan sugesti menyenangkan tanpa adanya rasa takut. Mungkin peralatan berupa jarum suntik dan peralatan perlengkapan lainnya bisa digantikan dengan alternatif metode lain, seperti pendayagunaan jenis hewan tertentu (semisal pacet, lintah, dsb), dan alternatif lainnya. Atau mungkin dengan mendatangkan para hypno-therapy untuk menghipnotis para pendonor yang berniat sekali untuk memberikan darahnya, namun terhalang karena sugesti dan phobia akan jarum suntik serta mitos seputar ketakutan jika mendonorkan darah. Sehingga perasaan takut yang dirasakan oleh pendonor dapat digantikan dengan perasaan senang dan bahagia ketika proses transfusi darah itu berlangsung. Hal ini tentu sangat membantu sekali bagi orang (khususnya saya) yang phobia sekali pada jarum suntik dan peralatan transfusi darah lainnya.

Namun, memang kondisi seperti itu pastinya dikembalikan kembali kepada setiap personal masing-masing. Walaubagaimanapun, saya pribadi berniat dengan ketulusan tekad yang murni, suatu saat nanti, saya akan berusaha melawan rasa takut itu dan mampu berkontribusi memberikan darah saya (walaupun hanya setetes) kepada orang yang memerlukannya. Karena sekali lagi, setiap tetes darah yang kita sumbangkan itu, tidak hanya dapat memberikan kesempatan hidup bagi yang menerima, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan bagi pendonornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun