Mohon tunggu...
Ulat Bulu
Ulat Bulu Mohon Tunggu... -

Diri sendiri dan Tuhannya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dilarang Parkir dan Kolega Orang Besar

8 April 2018   17:03 Diperbarui: 8 April 2018   17:15 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salam hangat..

Ramai dibicarakan waktu dekat-dekat ini tentang derek mobil, tak ada rambu-rambu lalu lintas, telepon gubernur dan dipulangkan kembali.

Dari berita-berita online, media sosial, sampai tv nasional mengangkat berita yang ini, ya wajar ajah diangkat karena berhubungan dengan orang-orang "TOP".

Saya kira tidak fer untuk menghakimi ibu RS dengan statement-statement dan pendapat di media sosial yang sangat mengucilkan ibu RS sendiri. Karena apa yang dia lakukan adalah hal yang sangat manusiawi menurut saya.

Memang disitu tidak dipasang rambu-rambu lalu lintas dilarang parkir, jadi sangat manusiawi bila memang dia parkir di bahu jalan itu. Untuk yang jelas-jelas ada tandanya ajah tidak digubris atau curi-curi kesempatan untuk dilanggar walaupun sudah tau dan sadar jika itu perbuatan yang salah. Apalagi jika tidak ada tanda larangannya hhmmm...

Pasti ada yang langsung ngomong bahwa itu ada peraturan tertulis yaitu Perda yang dikeluarkan tahun 2014 tentang transportasi. Yups benar sekali, tapi apa semua warga jakarta tau tentang perda ini ?? atau perda ini hanya berlaku untuk daerah-daerah tertentu ??

Hhmm... semua pasti tau jawabannya dan tidak perlu dijabarkan disini. Oke wakakakakkk

Posisi sekarang emang dia bersalah karena perda tersebut, tapi Dishub juga kan manusia "serius band udah bubar"masa ada orang didalam mobil tanpa permisi atau ini itu apalah langsung maen derek ajah. Teguran dulu lah, kalau emang nga dilakukan yah langsung bertindak ajah. Jangan hanya punya mandat dari Perda untuk bertindak, terus langsung nindak kayak orang barbar gitu. *Semua orang punya tingkat keberanian atau nyali yang sama, tapi sedikit yang bisa mengontrolnya*

Lanjut yah, setelah di derek ibu RS bilang mau nelpon pak gub. Disini tingkat nyinyirnya netizens emang sudah sampe ke level PBB wakakakkk. 

Memang itu perilaku yang tidak boleh dilakukan atau tidak patut dicontohi. Namun saya berpendapat lain dan sederhana, guna apa kita punya kolega, teman, atau keluarga yang punya pengaruh besar dan bisa mejangkau ke semua. Hal paling kecil ajah masuk sekolah top, kalau emang ada saudara atau teman yang jadi guru disitu secara otomatis dipergunakan jasanya. Cara seperti ini juga bukan hanya didapati di lingkungan pemerintahan saja, lingkungan swasta juga sangat banyak. Terlalu naif untuk kita tidak berpikir hal yang sama dengan beliau jika dalam keadaan yang sama dan mempunyai kenalan atau kolega orang pengaruh. Walaupun itu juga tidak ada gunanya, tetap juga dibawa. *Sabar yah bu mungkin lagi apes ajah ibu wakakakakkkk... huss orang lagi kena musibah ditertawakan*

Sudah diambil mobilnya sesuai prosedur yang berlaku dan tidak ada campur tangan dari luar. Murni mengikuti prosedur yang ada, begitu katanya di berita-berita tapi kita tidak tahu yang sebenarnya terjadi kayak gimana. Muda-mudahan dengan kasus ini warga ibukota lebih tahu dan paham akan Perda tentang transportasi ini. Tidak bermaksud membela atau menyalahkan suatu pihak, hanya memahami kasus ini lebih ringan dan sederhana.

Thanks :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun