Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ini 8 Cara Agar Rumah Tetap Aman Saat Ditinggal Mudik

4 April 2024   13:28 Diperbarui: 4 April 2024   13:33 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah tetap aman ditinggal mudik. | Foto Dokumentasi Pribadi

 

Menjelang Hari Raya Idulfitri, umat muslim umumnya mudik ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarga tercinta.

Saat pulang kampung, tidak sedikit dari kita yang meninggalkan rumah dalam keadaan kosong dalam waktu yang cukup lama.

Padahal, meninggalkan rumah tanpa penghuni sama sekali, terlebih dalam waktu yang cukup lama, mengundang banyak risiko, mulai dari risiko  pencurian hingga kebakaran.

Lalu, apa yang harus kita lakukan agar rumah tetap aman meski ditinggal mudik berhari-hari?


Upayakan Rumah Tidak Terlihat Kosong

Rumah yang terlihat kosong umumnya lebih menarik perhatian pencuri. Oleh karena itu, agar rumah kita aman dari incaran pencuri selama ditinggal mudik, upayakan jangan terlihat tanpa penghuni sama sekali.

Letakan satu atau dua sandal orang dewasa di depan pintu masuk rumah. Dengan begitu, orang akan beranggapan rumah tersebut dihuni. Tidak dalam keadaan kosong.

Selain itu, saat malam hari jangan biarkan rumah gelap gulita. Tetap nyalakan lampu luar. Lampu depan, samping, dan belakang. Bahkan nyalakan juga satu dua lampu yang ada di dalam rumah.

Namun, agar tidak menarik perhatian pencuri karena lampu luar terus menyala sepanjang hari, gunakan lampu dengan sensor cahaya. Sehingga, saat malam dan hari mulai gelap, lampu akan menyala, saat pagi dan hari beranjak terang, lampu akan mati secara otomatis.

Sebelum pergi mudik, rapikan halaman rumah. Halaman rumah yang berantakan dan kotor, kerap menjadi indikasi bahwa rumah tersebut kosong tanpa penghuni, dibanding halaman rumah yang terlihat bersih dan rapi.

Kunci Semua Pintu dan Jendela, Tutup Tirai

Hal yang paling penting adalah mengunci semua pintu dan jendela. Jangan sampai terlupa. Ingat lho, peristiwa pencurin terkadang terjadi bukan karena si pencuri berniat mencuri, tetapi karena ada kesempatan.

Mungkin ada orang yang tidak sengaja lewat di sekitar rumah kita, tahu rumah kosong, kemudian menyadari ada pintu atau jendela yang lupa dikunci, atau malah ditutup. Timbulah niat jahat.

Jangan lupa juga tutup semua tirai. Saat rumah ditinggalkan kosong selama berhari-hari, akan lebih baik dalam keadaan tertutup. Bagian dalam rumah tidak terlihat dari luar. Sehingga, tidak mudah diintai kondisinya.

Masukan Semua Barang Berharga, Jangan Dibiarkan di Luar

Saat rumah ditinggal mudik, pindahkan semua barang berharga seperti motor, sepeda, mobil-mobilan anak, atau barang yang sekiranya bagus dan berharga yang selama ini disimpan di depan rumah.

Bila ada garasi, bisa dimasukan sementara ke garasi, bila tidak ada, bisa dimasukan ke dalam rumah, atau pindahkan ke halaman belakang yang tidak terlihat dari luar.

Bukan apa-apa, barang-barang berharga tersebut khawatir menjadi pancingan untuk orang lain masuk ke areal rumah.

Melihat rumah sepi, ada barang berharga, terpanggil untuk mengambil.

Saat masuk ke areal rumah, jadi tahu rumahnya kosong, jadi terpanggil juga untuk masuk lebih dalam dan menggasak barang-barang berharga yang ada di dalam rumah.

Tok, tok, tok! Amit-amit ya. Jangan sampai.

Minimalisir Risiko Kebakaran

Selain kasus pencurian, rumah kosong yang ditinggal mudik juga riskan dengan insiden kebakaran.

Oleh karena itu, sebelum ditinggal mudik, cabut semua alat rumah tangga yang terhubung dengan listrik. Jangan sampai lupa.

Selain itu, upayakan menggunakan produk kelistrikan yang berkualitas dan sudah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). Bukan produk abal-abal, asal ada, asal berfungsi.

Bila memungkinkan, sebelum mudik cek manajemen kabel listrik yang ada di dalam rumah dan manfaatkan teknologi yang dapat mendistribusikan listrik yang sekaligus menghentikannya jika terjadi kebocoran arus listrik. Sehingga, risiko kebakaran karena korsleting listrik dapat diminimalisasi.

Minimalisir Kebocoran Air

Kebocoran air memang tidak sefatal kebocoran arus listrik. Namun, bila itu terjadi, tetap saja mengganggu. Selain dapat menyebabkan banjir di dalam rumah, juga dapat menyebabkan tagihan air perpipaan membengkak.

Oleh karena itu, sebelum rumah ditinggal mudik, pastikan tidak ada keran air yang masih menyala. Tidak ada pipa air yang berpotensi bocor, misalkan karena retak atau hal lainnya.

Untuk antisipasi, ada baiknya matikan aliran air dari valve utama yang dekat meteran air. Bila valve tersebut sudah dimatikan, ada keran air yang lupa dimatikan, atau pipa bocor pun tidak terlalu masalah. Air tidak akan mengalir ke dalam rumah. Kalaupun mengalir, alirannya sangat kecil.

Saat mudik beberapa tahun lalu, kami sempat lupa mematikan salah satu keran air. Alhasil, air meluber. Beruntung air tersebut mengalir ke saluran air samping rumah. Ada tetangga juga yang meyadari hal tersebut. Sehingga, si tetangga berbaik hati mematikan valve yang dekat meteran air. Sehingga, air berhenti mengalir.

Kalau tidak dibantu tetangga, entah berapa tagihan air kami di bulan berikutnya. Apalagi kami waktu itu mudik selama beberapa hari.

Bersihkan Rumah, Buang Sampah

Sebelum rumah ditinggal mudik selama beberapa hari, pastikan rumah bersih dari sampah, terutama sampah makanan yang cepat membusuk.

Jangan andalkan petugas pengangkut sampah. Sebelum mudik, lebih baik buang sampah-sampah makanan tersebut jauh dari rumah. Bisa dibuang ke tempat penampungan sampah yang memang disediakan.

Kalau di Batam, Kepulauan Riau, salah satunya ada di sekitar Pasar Cahaya Garden. Dinas Kebersihan menempatkan satu bak sampah besar di sana. Sehingga, bisa dimanfaatkan warga untuk membuang sampah.

Selain riskan menebarkan bau busuk, sampah-sampah sisa makanan juga dapat mengundang binatang pengerat seperti tikus. Duh, jangan sampai saat rumah kosong ditinggal mudik, jadi banyak tikus di sekitar rumah.

Kalau hanya berkeliaran di sekitar tempat sampah depan rumah, kalau sampai masuk rumah karena misalkan menemukan lubang masuk, hiii ngeri!

Rumah yang bersih juga akan membuat kita nyaman usai pulang mudik. Tidak perlu repot-repot bersih-bersih rumah lagi kan? Paling hanya lap-lap sedikit untuk membersihkan debu.

Apalagi sepulang mudik biasanya letih, boro-boro pengen bersih-bersih rumah. Maunya rebahan hehe.

Jangan Gembar-Gembor Mudik

Saat meninggalkan rumah dalam keadaan kosong karena mudik, jangan diumumkan ke mana-mana, apalagi dipublikasikan melalui media sosial. Bahaya. Kita tidak tahu siapa yang ada dalam daftar pertemanan kita.

Lebih baik diam-diam saja. Kalaupun ada foto, video, atau hal-hal yang ingin kita posting di media sosial terkait perayaan Idulfitri, cari yang tidak mengindikasikan kita sedang mudik dan meninggalkan rumah selama berhari-hari.

Untuk foto liburan di kampung halaman, foto bersama teman dan keluarga besar di tempat kelahiran, bisa tunggu setelah kita pulang kembali ke rumah. Toh late post tidak dosa.

Atau jika tetap mau memposting seperti itu, buat seolah-olah di rumah tetap ada orang. Ada yang menjaga. Tidak kosong.

Hanya Beri Tahu Tetangga Terdekat

Saat akan pergi mudik dan meninggalkan rumah selama berhari-hari, saya pribadi lebih suka memberi tahu salah satu tetangga yang dipercaya. Hanya sekadar untuk berjaga-jaga.

Misalkan seperti mudik waktu itu, keran air lupa dimatikan dan air mengucur deras kemana-mana. Saat si tetangga tahu, ia sigap membantu dengan mematikan valve utama karena tidak memungkinkan mematikan air yang ada di dalam rumah.

Anyway, saat sedang mudik lebaran, saya terkadang menitipkan kunci rumah ke si tetangga, terkadang tidak. Tergantung berapa lama rumah akan ditinggal pergi. Bila lebih dari tiga hari biasanya saya titipkan kunci rumah, bila kurang dari itu, tidak.

Saya tidak terlalu suka memberi tahu ketua RT/RW atau bahkan petugas keamanan yang biasa menjaga keamananan di kompleks rumah. Bukan apa-apa, saya tidak mengenal mereka secara pribadi.

Apalagi dulu ada salah satu teman yang bercerita, saat melapor ke ketua RT/RW dan petugas keamanan kalau rumah yang ia tinggali akan kosong selama beberapa hari karena ditinggal mudik, rumahnya malah kemalingan. Saat tidak melapor malah baik-baik saja.

Padahal waktu itu ia tinggal di perumahan yang lumayan elit. Perumahan bagus. Perumahan sistem cluster dengan satu pintu gerbang masuk yang dijaga petugas keamanan.

Entahlah, mungkin memang sedang sial saja. Sudah nasib harus kemalingan saat rumahnya ditinggal mudik.

Nah, kalau teman-teman Kompasianer, tips apa yang dilakukan agar rumah tetap aman meski kosong berhari-hari karena ditinggal mudik? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar.

Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun