Setiap kali masuk ke bilik suara untuk memilih calon anggota legislatif (caleg) pada pesta demokrasi lima tahunan, saya selalu membatin dalam hati, pantas ada begitu banyak artis yang ditawari untuk menjadi caleg, tidak heran ada banyak artis terkenal masuk parlemen. Ternyata syarat utama agar dipilih adalah nama yang terkenal.Â
Setidaknya bagi pemilih seperti saya yang terkadang malas atau tidak sempat menelusuri satu persatu riwayat caleg melalui situs infopemilu.kpu.go.id.
Kala harus memilih satu nama dalam waktu singkat, umumnya kita akan memilih nama yang kita kenal. Artis salah satunya. Terlebih bila ia artis lawas yang saat kita masih berseragam putih-merah saja sudah wara wiri di layar televisi.
Â
Salahkah Memilih Caleg Artis?
Jawabannya tentu saja tidak. Hak kita untuk memilih siapapun di kertas suara yang dibagikan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Artis ataupun bukan, bersih dari kasus korupsi, ataupun mantan napi korupsi. Eh?! hehe!
Hanya saja sebagai warga negara yang baik, yang ingin negara kita menjadi semakin baik, ada baiknya pilih artis yang memang berkualitas. Jangan hanya karena si artis ganteng misalkan, atau cantik, suka berperan sebagai pemeran protagonis dan kita suka perannya di sinetron atau film tertentu. Hish, jangan ah!
Bila ingin memilih artis di daerah pemilihan tempat kita tinggal, coba cek dulu jejak rekamnya. Lihat riwayat pendidikan formal maupun informal artis tersebut, program yang akan diusulkan, motivasi dia mencalonkan diri.
Profil caleg tetap dapat dilihat di situs KPU. Lengkap. Saking lengkapnya ada alamat rumah, nama istri/suami, hingga jumlah anak.
Jangan cinta buta. Terlebih memilih artis dari jalur viral yang hanya menjual sensasi. Tidak jelas dia berkiprah di bidang apa. Seni peran kah? Tarik suara? Atau lainnya. Kalau di bidang yang dia geluti saja tidak jelas kiprahnya apa, bagaimana nanti setelah menjadi anggota dewan. Jangan-jangan hanya mencari sensasi saja. Sayang uang pajak dihambur-hambur untuk menggaji wakil rakyat yang tidak kredibel.
