Â
Tahun ajaran 2022/2023 ini pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mulai mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Saat ini sudah ada sekitar 140.000 sekolah yang mulai menerapkan kurikulum tersebut.
Meski demikian, Kurikulum Merdeka rencananya baru akan diberlakukan secara nasional pada tahun ajaran 2024/2025. Bila kondisi satuan pendidikan belum siap, tahun ajaran ini dan tahun ajaran 2023/2024, masih bisa menggunakan Kurikulum 2013 atau Kurikulum Darurat, yakni Kurikulum 2013 yang disederhanakan.
Mengapa Berganti Kurikulum?
Berdasarkan informasi yang dirilis CNN Indonesia, penggantian kurikulum tersebut dilakukan pemerintah untuk mengejar ketertinggalan pendidikan (learning loss) anak-anak Indonesia di masa pandemi Covid-19 yang berlangsung lebih dari dua tahun.
Saat pandemi, pembelajaran dinilai kurang optimal. Terjadi penurunan. Waktu yang terbatas, ditambah pembelajaran dilakukan secara jarak jauh membuat guru tidak maksimal memberikan penjelasan untuk semua bahan ajar.
Terlebih, kualitas pendidikan Indonesia juga memang masih belum begitu baik. Masih jauh tertinggal dari negara tetangga. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh US News and World Report, BAV Group, dan the Wharton School of the University of Pennsylvania pada tahun 2021 lalu, kualitas sistem pendidikan Indonesia berada di peringkat 54 dari 78 negara yang disurvei.
Masih kalah jauh dari negara serumpun, seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia. Singapura berada di peringkat ke-21, Thailand di peringkat ke-46, dan Malaysia yang dulu sempat mengimpor pengajar dari Indonesia berada di peringkat ke-38.
Nah, dengan beralih ke Kurikulum Merdeka, pembelajaran diharapkan menjadi lebih berkualitas. Siswa lebih Merdeka Belajar. Sehingga, diharapkan dapat mendorong perbaikan kualitas dan pemulihan dari krisis pembelajaran.
Bagaimana Bisa lebih Berkualitas?
Berdasarkan informasi yang dirilis secara resmi oleh Kemendikbud Ristek melalui laman pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id, Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.