Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

"Factfulness", Sepuluh Naluri Manusia yang Keliru

30 Desember 2019   19:45 Diperbarui: 11 Januari 2020   17:34 2772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Factfulnees, (Dokumentasi pribadi)

Hans memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang kemanusiaan dan kemampuan untuk bercerita yang melampaui penjelasannya tentang angka. Seperti cara dia menyusun buku ini. 

Ada sepuluh naluri manusia yang kerap kali keliru yang digugat dan dicerahkan oleh Hans; naluri terhadap kesenjangan; naluri terhadap negativitas; naluri terhadap garis lurus; naluri terhadap rasa takut; naluri terhadap ukuran; naluri terhadap generalisasi; naluri terhadap takdir; naluri terhadap perspektif tunggal; naluri untuk menyalahkan; naluri terhadap keterdesakan.

Setiap naluri diuraikan dalam satu bab yang disajikan dengan kisah-kisah pengalaman menarik Hans mengembara sebagai dokter, terutama daerah Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Masing-masing cerita itu dia tutup dengan menguji satu pertanyaan dengan jawaban pilihan ganda. 

Tahukah, pertanyaan "mudah" itu sering dijawab salah oleh banyak orang dengan tingkat pendidikan tinggi sekalipun. Sama atau bahkan lebih buruk persentase jawaban benar simpanse yang memilih secara acak.

Kemudian dia pun mengelaborasi grafik gelembung dengan meyakinkan, melalui data, mengapa manusia acap salah terhadap dunia.

Naluri terhadap rasa takut, misalnya. Citra tentang dunia yang berbahaya diberitakan secara besar-besaran, padahal dunia justru belum pernah seaman sekarang.

Berpikir kritis selalu sulit, tapi hampir mustahil ketika kita sedang ketakutan. Naluri rasa takut adalah pemandu buruk untuk memahami dunia, jadi buat keputusan sesedikit mungkin sampai kepanikan menurun. Rasa takut hendaknya dikelola dengan baik. Hans mencontohkan Konvensi Chicago 1944 tentang penerbangan, merupakan salah satu kolaborasi manusia yang paling mengesankan ketika mereka memiliki rasa takut secara bersamaan.

Dalam bab naluri perspektif tunggal, yang jamak menjangkiti orang sungguh berbahaya. Berpikir penyebab tunggal atau solusi tunggal memang menghemat waktu, tanpa harus belajar suatu masalah dari nol. Tapi membuat kita buta terhadap informasi yang tidak bersesuaian dengan perspektif kita, membatasi imajinasi. 

Tidak ada satu solusi yang mampu memecahkan semua masalah. Ada pepatah, beri anak sebuah palu, maka semuanya dianggap paku. Untuk mengendalikan naluri perspektif tunggal, ambil sebuah kotak perkakas, bukan sebuah palu.

Naluri manusia saling menyalahkan, yang sangat merisaukan, diceritakan Hans dengan lucu dan sarkasme tentang penyakit sifilis. Satu naluri yang menghambat kemampuan kita mengembangkan pemahaman yang benar, yang berbasis fakta. Merusak fokus sewaktu kita terobsesi mencari seorang untuk disalahkan, kemudian menghalangi proses pembelajaran. Mengabaikan kemampuan kita memecahkan masalah, atau mencegahnya lagi. 

Manusia juga cenderung menggeneralisir, menyimpulkan, dan menghakimi, pada sebuah kategori melulu berdasarkan beberapa contoh, atau bahkan hanya satu. Membuat kita berpikir bahwa mereka semua sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun