Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

"Factfulness", Sepuluh Naluri Manusia yang Keliru

30 Desember 2019   19:45 Diperbarui: 11 Januari 2020   17:34 2772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Factfulnees, (Dokumentasi pribadi)

Factfulnees (2018) yang ditulis Hans Rosling, mengubah cara pandang saya memahami dunia dari apa yang pernah saya pelajari di sekolah dan dari mana pun.

Biasanya pandangan-pandangan kita tidak lebih dari perasaan-perasaan yang tidak didasarkan pada bukti-bukti. Kita cenderung menyukai dikotomi, memiliki naluri dramatis yang kuat, dorongan untuk membagi segala sesuatu menjadi dua kelompok yang berbeda. Dan kita selalu melakukannya tanpa berpikir.

Minim dan salahnya pengetahuan tentang dunia saat ini merupakan masalah yang paling meresahkan dibandingkan semua persoalan. Hasrat Hans ingin menjadikan dunia lebih baik, karena itu ia begitu telaten menghimpun data (dari Bank Dunia dan PBB) dan kemudian menganalisis seakurat mungkin. Prinsip Hans, dunia tidak dapat dipahami tanpa angka, tetapi juga tidak dapat dipahami melulu dengan angka.

Bahwa dunia yang terbagi menjadi dua (negara maju dan negara berkembang) sekarang tidak lagi relevan. Agar lebih adil dan akurat, paling pertama dilakukan adalah mengganti "label" negara kaya dan miskin; kita dan mereka; dengan indikator tingkat pendapatan menjadi empat kelompok.

Tingkat pendapatan merupakan cara sederhana memahami segala isi dunia, dari kemiskinan, pendidikan, kesehatan, listrik, air bersih, toilet, kontrasepsi, pendidikan seks, sampai terorisme.

Lewat putra Hans, Ola Rosling, dan menantunya, Anna Rosling Ronnlund, membuat program komputer model statistik visual grafik gelembung-gelembung, menunjukkan bahwa keadaan dunia tidak statis, tetapi dalam keadaan terus berubah menjadi lebih baik. 

Cukup banyak yang tidak tahu-termasuk industri ekonomi- bahwa tiga perempat populasi dunia kini hidup layak, artinya lima miliar orang dapat menjadi konsumen, yang menginginkan sabun pembersih, gel rambut, kondom, pembalut, telepon pintar, motor, bahkan mobil. Hans mencontohkan pabrik pembalut mesti rajin meriset pertumbuhan perempuan hamil, karena berarti kehilangan pelanggan selama dua tahun.

Hans, profesor kesehatan internasional Swedia yang meninggal dunia pada 7 Februari 2017 di usia 69 karena kanker, semasa hidupnya menempuh perjalanan, belajar, dan bekerja di seluruh dunia, dengan orang-orang dari semua benua, dari semua agama besar, dan di semua tingkat pendapatan.

Pengalaman magang di India mengejutkan Hans, ternyata para siswa India lebih maju dalam pengetahuan medis daripada di Eropa yang selalu mengklaim tak terkalahkan. Hal itu membuka matanya, mencurahkan banyak energi dan gagasan mendekati dunia dengan rasa ingin tahu berbasis data yang jelas dan akurat.

****

Hans adalah seorang jenius, memiliki bakat sejati untuk mengemas pengetahuan dengan cara yang membuat pembaca terpesona. Dia mampu berpikir luas dan "keluar dari kotak" menggunakan perbandingan tak terduga namun meyakinkan. Hans dan tim selalu mendapat cara terbaik untuk menerangkan fakta atau konsep secara cemerlang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun