Mohon tunggu...
Ⓕⓔⓡ_ⓈⓊⓃ𝒹𝒶𝓂𝒶𝓃𝒾Ⓧ
Ⓕⓔⓡ_ⓈⓊⓃ𝒹𝒶𝓂𝒶𝓃𝒾Ⓧ Mohon Tunggu... Copywriter

Seorang pencinta ilmu dan penikmat cerita dari berbagai dimensi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

20 Miliar Alasan Mengapa Kita Mungkin Tidak Sendiri di Alam Semesta

22 April 2025   19:00 Diperbarui: 22 April 2025   18:15 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi UFO (foto: freepik.com/author/chandlervid85)

Apakah UFO itu ada?

Jawabannya: UFO itu bisa saja ada, bisa saja hanya Fiktif, Namain sebagian ilmuwan sepakat, semua media pun setuju bahwa keberadaan UFO itu nyata. Tapi jangan salah paham dulu yang dimaksud dengan UFO bukan berarti langsung alien naik piring terbang. UFO adalah singkatan dari Unidentified Flying Object alias benda terbang tak dikenal. Artinya, selama ada sesuatu yang terbang di langit dan kita tidak tahu itu apa, maka itu juga sudah termasuk kategori UFO.

Jadi, kalau ada kantong kresek melayang tertiup angin dan kita lihat dari kejauhan tanpa tahu itu apa, itu juga bisa disebut UFO. Bahkan Ultraman yang pulang ke planetnya pun bisa dikira UFO, kalau kita nggak tahu dia siapa.

Yang sering terjadi dalam kenyataan adalah benda-benda jatuh dari orbit, misalnya limbah dari satelit. Di stasiun luar angkasa, ada toilet. Nah, limbah dari toilet (disebut "waste tank") itu sesekali dibuang ke bumi, biasanya diarahkan jatuh ke Samudra Pasifik. Kalau proses jatuhnya terlihat dari bumi, bisa tampak seperti meteor, dan kita pun bisa saja mengira itu UFO padahal itu hanya tinja astronot yang sedang comeback ke tanah air.

Jadi sekali lagi: UFO itu ada, dalam arti “benda terbang tak dikenal”. Tapi kalau pertanyaannya, “Apakah makhluk luar angkasa itu ada?”, maka jawabannya sedikit lebih rumit.

Secara Rasional, sangat mungkin ada. Tapi secara empiris, sejauh ini kita belum punya bukti langsung.

Mari kita lihat dari sisi astronomi. Di galaksi kita saja Bima Sakti ada sekitar 200 hingga 400 miliar bintang. Dengan temuan terbaru, ukuran galaksi kita ternyata lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Mari kita ambil angka moderat: 400 miliar bintang. Dari jumlah itu, tentu tidak semuanya cocok untuk mendukung kehidupan. Ada yang terlalu panas, terlalu dingin, terlalu tua, atau terlalu muda.

Tapi kira-kira 5% dari bintang-bintang itu punya karakteristik mirip dengan matahari cukup stabil dan punya sistem planet yang memungkinkan adanya kehidupan. Itu berarti ada sekitar 20 miliar bintang yang mungkin punya planet layak huni.

Zona Goldilocks (aerospacelectures.com)
Zona Goldilocks (aerospacelectures.com)

Nah, di sekitar bintang-bintang tersebut, ada yang disebut Zona Goldilocks zona yang tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari bintang, sehingga suhu planet di dalamnya bisa memungkinkan adanya air dalam tiga bentuk: es, cair, dan uap. Seperti Bumi kita.

Kalau ada planet di zona itu, dan air bisa bertahan dalam tiga wujud tersebut, maka kemungkinan besar kehidupan bisa berkembang di sana. Bukan tidak mungkin, di antara 20 miliar kandidat itu, ada satu dua planet yang dihuni makhluk cerdas seperti kita... atau bahkan lebih canggih dari kita.

Artinya, coba bayangkan: dari sekitar 400 miliar bintang di galaksi Bima Sakti, jika 5%-nya saja memiliki karakteristik yang layak yakni bintang stabil yang memiliki planet di zona layak huni (Goldilocks Zone) itu berarti ada sekitar 20 miliar bintang yang berpotensi menopang kehidupan. Kalau kita kurangi lagi secara konservatif, anggap saja hanya separuhnya yang benar-benar punya planet yang cocok, berarti kita punya 10 miliar planet di galaksi kita saja yang kemungkinan besar bisa dihuni.

Dan itu baru satu galaksi Bima Sakti. Padahal, menurut observasi dari Teleskop Hubble dan yang terbaru dari James Webb Space Telescope, diperkirakan ada lebih dari 2 triliun galaksi di alam semesta (NASA, 2016). Jadi secara statistik, peluang bahwa kita sendirian di alam semesta ini sangat kecil.

Nah, sekarang mari kita lihat tata surya kita sendiri. Bumi memang berada tepat di zona Goldilocks: tidak terlalu dekat dengan matahari hingga mendidih, tidak terlalu jauh hingga membeku. Tapi jangan lupa, Mars juga termasuk di zona Goldilocks, meski berada di pinggirannya. Itulah sebabnya Mars menjadi target utama pencarian kehidupan selain bumi.

meteorit Mars ALH84001 (Wikimedia.org (NASA - JSC)) 
meteorit Mars ALH84001 (Wikimedia.org (NASA - JSC)) 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Mars dulunya memiliki atmosfer yang lebih tebal, air dalam bentuk cair, dan bahkan mungkin lautan dangkal. Jika kita mundur sekitar 1–2 miliar tahun ke belakang, sangat mungkin Mars pernah memiliki kehidupan mikroba. Bahkan, ada teori yang menyatakan bahwa sebagian kehidupan di bumi bisa jadi berasal dari Mars. Ini dikenal sebagai hipotesis panspermia, yang didukung oleh temuan meteorit Mars (seperti ALH84001) yang jatuh ke bumi dan mengandung struktur mirip fosil mikroba.

Ini bukan fiksi ilmiah ini teori yang benar-benar dibahas dalam sains modern. Misalnya, dalam jurnal Science tahun 1996, para ilmuwan NASA sempat mempublikasikan bukti kemungkinan jejak kehidupan mikroba dalam meteorit tersebut (McKay et al., 1996).

Jadi, kalau pertanyaannya adalah: Apakah makhluk luar angkasa itu ada? Maka jawabannya:

Secara rasional: sangat mungkin ada.

Secara empiris: sejauh ini belum ada bukti langsung yang bisa diverifikasi.

Sebuah foto, video, dan kesaksian tentang alien atau piring terbang yang beredar di internet hingga kini belum ada yang bisa dibuktikan secara ilmiah. Beberapa di antaranya terbukti hoaks, rekayasa, atau salah tafsir.

Namun pertanyaan yang lebih menarik sebenarnya bukan “apakah alien itu ada?”, tetapi:

 Apakah mereka pernah atau sedang datang ke bumi?

 Dan inilah pertanyaan menarik yang akan kita bahas di artikel selanjutnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun