Mohon tunggu...
Ⓕⓔⓡ_ⓈⓊⓃ𝒹𝒶𝓂𝒶𝓃𝒾Ⓧ
Ⓕⓔⓡ_ⓈⓊⓃ𝒹𝒶𝓂𝒶𝓃𝒾Ⓧ Mohon Tunggu... Copywriter

Seorang pencinta ilmu dan penikmat cerita dari berbagai dimensi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menghitung Jumlah Galaksi di Alam Semesta?

15 April 2025   07:00 Diperbarui: 14 April 2025   20:24 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Proses Terjadinya Galaksi. Foto: Ist/Net

Alam semesta adalah hamparan maha luas tempat berjuta-juta galaksi bergerak dalam simfoni kosmik yang tak terbayangkan. Galaksi sendiri merupakan sistem raksasa yang terdiri dari bintang-bintang, planet, awan gas, dan debu kosmik semuanya terikat oleh kekuatan gravitasi yang misterius dan tak terlihat.

Setelah terciptanya alam semesta melalui peristiwa dahsyat yang kita kenal sebagai Big Bang, galaksi-galaksi mulai terbentuk dan tersebar ke seluruh penjuru ruang angkasa. Bentuk dan ukuran galaksi sangat beragam, dari spiral megah seperti Bima Sakti hingga galaksi elips dan tidak beraturan, masing-masing lahir dari proses evolusi kosmik yang unik.

Menurut data dari NASA yang dikutip pada Senin, 12 Agustus 2024, sebagian besar galaksi besar ternyata menyimpan rahasia kelam di pusatnya: lubang hitam supermasif. Beberapa bahkan memiliki massa miliaran kali lipat lebih berat dari Matahari. Fenomena ini menjadi pusat gravitasi yang mengatur tarian benda-benda langit di sekelilingnya.

GLASS-z13: la galassia più antica mai vista Stefano Gallotta4 Agosto 2022AstronewsTecnologia
GLASS-z13: la galassia più antica mai vista Stefano Gallotta4 Agosto 2022AstronewsTecnologia
 

Dengan kecanggihan teknologi modern, khususnya melalui Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST), para ilmuwan kini mampu mengintip jauh ke masa lalu alam semesta. Salah satu proyeknya, GLASS atau Grism Lens-Amplified Survey from Space, berhasil mendeteksi galaksi tertua yang pernah diamati: GLASS-z13. 

Galaksi ini berada pada jarak sekitar 13,4 miliar tahun cahaya dari Bumi. Artinya, cahaya yang kini kita lihat darinya telah menempuh perjalanan selama lebih dari 13 miliar tahun melintasi ruang dan waktu sejak masa awal penciptaan. GLASS-z13 merupakan saksi bisu era paling purba alam semesta, hanya beberapa ratus juta tahun setelah Big Bang.

Galaksi JADES-GS-z14-0 hasil jepretan James Webb.Kredit: NASA, ESA, CSA, STScI
Galaksi JADES-GS-z14-0 hasil jepretan James Webb.Kredit: NASA, ESA, CSA, STScI
 

Tak berhenti di situ, pada Januari 2024, teleskop James Webb kembali mencatat sejarah. Melalui instrumen NIRSpec, ia mengamati galaksi JADES-GS-z14-0, yang diyakini sebagai galaksi termuda dan terjauh yang pernah ditemukan, dengan redshift sebesar 14,32. Galaksi ini terbentuk kurang dari 300 juta tahun setelah Big Bang dan memiliki diameter lebih dari 1.600 tahun cahaya.

Menariknya, cahaya yang kita lihat dari JADES-GS-z14-0 bukan berasal dari aktivitas lubang hitam, melainkan dari bintang-bintang muda yang luar biasa terang. Ini menjadi petunjuk penting bahwa pada masa-masa awal semesta, pembentukan bintang telah berlangsung dengan sangat aktif dan masif.

Temuan-temuan ini tak hanya menyingkap misteri usia galaksi, tapi juga membantu ilmuwan memahami bagaimana semesta berkembang dari kekosongan menjadi penuh warna dan kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun