Mohon tunggu...
Cristina Balqis
Cristina Balqis Mohon Tunggu... Freelancer - What doesn't kill you only makes you stronger. Except for zombie bites

IRT yang punya prinsip : What doesn't kill you only makes you stronger. Except for zombie bites

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Ramai-ramai Melempar Jumrah pada Kivlan Zen

10 Mei 2019   06:41 Diperbarui: 10 Mei 2019   06:51 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kivlan Zen saat demo di depan kantor Bawaslu (timyadi/poskotanews) 

Rakyat Indonesia lagi marah sama Kivlan Zen. Kali ini dia memfitnah kalau SBY menjegal Prabowo menang pemilu. Sebuah halusinasi yang amat dungu. Tidak ada dalam sejarah negara manapun ada parpol yang menjegal kemenangan jagoannya supaya kalah.

Lantas, apa yang melatarbelakangi fitnah Kivlan ini? Saya punya beberapa dugaan.

Pertama, Kivlan malu besar. Jadi ceritanya, siang kemarin Kivlan mau bikin people power atas maraknya dugaan kecurangan. Massa Kivlan mau geruduk KPU.

Tapi Kivlan kecele! Massa pendukungnya cuma seuprit. Sudah itu, mereka diusir oleh polisi karena tidak punya izin. Puncaknya, KPU yang lagi repot tidak mau temui mereka. Ini tentu penghinaan bagi Kivlan yang mengidap post power syndrome plus kesohor sebagai juragan galang massa aksi-aksi katak beginian. "Masak gue dicuekin," begitu kira-kira pikiran Kivlan.

Ini terang bahaya, sebab hari ini Kivlan mau geruduk KPU lagi. Kan tidak mungkin kalau mesti malu dua kali? Makanya Kivlan melakukan kreativitas. Sadar kalau isunya tidak menarik, dia bergeser ke isu yang lebih seksi: serang SBY! Lha, apa sih yang tidak langsung disambar media kalau sudah terkait Presiden ke-6 RI. Kivlan paham kalau Ketum Partai Demokrat adalah magnet besar dalam dunia pemberitaan.

Dan meluncurlah narasi halusinasi Kivlan. Dan "hap" media menangkapnya, lalu menyebarluaskannya besar-besaran. Jadi, apa yang dilakukan Kivlan tak lebih dari aksi pansos (panjat sosial) khas artis-artis lebai di Twitter atau Instagram untuk mengungkit popularitasnya. SBY dijadikan tumbal untuk kepentingan pragmatisnya.

Kedua, Kivlan jengkel pada SBY-Demokrat. Soalnya, SBY-Demokrat tidak sependapat dengan aksi people power yang digaung-gaungkan kubu 02. SBY-Demokrat lebih menyarankan penyelesaian sengketa pemilu lewat Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi. Bahkan Demokrat siap mendukung, termasuk mengirimkan kader-kader yang berprofesi sebagai ahli hukum terbaiknya untuk memperjuangkan Prabowo-Sandi menurut koridor hukum yang berlaku.

Tentu saja ini kontraproduktif dengan "bisnis" Kivlan. Seperti yang disebut Andi Arief, Kivlan diduga keras memainkan bisnis penggalangan massa, dan menawarkannya pada Prabowo. Kalau sengketa cuma dituntaskan via hukum yang berlaku maka karamlah bisnis Kivlan. 

Alih-alih ratusan ribu massa, yang dibutuhkan Prabowo tinggal segelintir pengacara dan para supporting. Kivlan bisa jadi pengangguran lagi---ingat, Kivlan baru "bunyi" lagi sejak aksi turun ke jalan ini marak kembali.

Artinya, Kivlan ada sosok oportunis sejati. Dia adalah lelaki yang mengeruk keuntungan dari situasi panas Indonesia. Semakin panas situasi, semakin besar peluangnya untuk meraup pundi-pundi. Makanya, dulu Kivlan sempat kesohor dengan hoaks 60 juta pendukung PKI di Indonesia. Sungguh hoaks yang dungu, bahkan PDIP paling kenceng cuma dapat 20 jutaan di Pemilu kali ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun