Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Filosofi Kuno, Kerja seperti Hamba, Makan seperti Raja

18 Mei 2021   15:19 Diperbarui: 18 Mei 2021   15:37 1411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto.dok.pribadi/Para petani di Kuneru, Atambua, NTT sedang memanen padi di sawah tadah hujan

Sejak kecil saya sering mendengar filosofi ini dalam bahasa daerah, (Dawan Timor) "Meup on ate, tah on usif." Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya, "Bekerja seperti hamba, makan seperti raja."

Filosofi ini, seakan mendarah daging untuk kalangan bawah, masyarakat sederhana di kampung. Ungkapan ini bagai api yang membakar semangat mereka untuk bekerja tanpa kenal lelah. Hidup untuk bekerja dan bekerja itulah hidup.

Saya kagum melihat para petani di sawah yang asyik memanen padi, tanpa peduli teriknya mentari. Di situlah saya membayangkan, seandainya saya berada di posisi mereka, pasti saya tidak sanggup. Itulah hebatnya para petani, sederhana tetapi tidak semua orang bisa.

Mereka rela berjemur matahari, rela kotor, demi mendapatkan sesuap nasi untuk menyambung hidup. Biasanya panas, kotor dan lelah, akan terobati saat memanen hasil.

foto.dok.pribadi/hasil panen padi di Atambua
foto.dok.pribadi/hasil panen padi di Atambua
Saya teringat kata--kata Soekarno, "Barang siapa ingin mutiara, harus berani terjun ke laut yang dalam." Begitu pula dengan para petani di sawah, "barang siapa ingin makan seperti raja, harus bekerja seperti hamba."

Memang harus diakui bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pekerja atau "homo faber." Hanya dengan bekerja ia menjadi manusia yang sesungguhnya.

Bila kita mengambil konsep "homo faber", maka kita akan berkesimpulan bahwa, bukan manusia namanya bila ia tidak bekerja.

Kerja keras para petani, kegembiraan dan sorak--sorai ketika kembali ke rumah dengan membawa hasilnya menjadi motivasi tersendiri bagi kita, untuk menghargai pekerjaan sebagai bagian dari eksistensi manusia di dunia.

Saya angkat jempol untuk anda semua. Kalian adalah guru kehidupan, mengajar kami bukan dengan kata tetapi dengan kerja nyata.

Hidup harus diperjuangkan. Tidak ada yang gratis di dunia. Kata Bill Gates, "lahir miskin bukan salah kita, tetapi mati karena miskin itulah kesalahan kita." Supaya kaya, harus bekerja, supaya makan seperti raja, harus bekerja seperti hamba.

Atambua, 18.05.2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun