Hari ini Minggu 16 Mei 2021, Gereja merayakan Hari Komunikasi Sedunia ke-55. Tema Minggu Komunikasi Sedunia tahun ini adalah "Datanglah dan Lihatlah." Tema ini sekaligus mengajak setiap orang untuk keluar dari dirinya dan menjumpai orang lain, melihat dari dekat kenyataan yang terjadi di sekitar kita.
Perkembangan teknologi yang begitu cepat telah menguasai dunia zaman ini. Ada kecendrungan dimana manusia tidak lagi menjumpai sesamannya "face to face" tetapi komunikasi cuman sebatas sarana yang ada, seperti handphone, facebook, instagram dan lain--lain.
Benar bahwa teknologi memudahkan kita dalam berkomunikasi, yang jauh terasa dekat, tetapi jangan sampai kita jadi korban karena teknologi. Nilai kemanusiaan, sosial, solidaritas menjadi luntur karena komunikasi sebatas media, tanpa perjumpaan.
Hari Komunikasi Sedunia ke-55, dengan mengambil tema, "Datanglah dan Lihatlah" merupakan sebuah undangan untuk keluar dari diri kita, keluar dari kenyamanan individu untuk melihat sesama di sekitar kita.
Yang terjadi sekarang adalah manusia lebih cendrung masuk ke dalam diri, sibuk dengan diri sendiri dan dunianya, tanpa peduli dengan orang--orang di sekelilingnya. Yang jauh terasa dekat tetapi yang dekat terasa jauh.
Bagaimanapun juga kita harus menghargai perjumpaan. Idealnya komunikasi adalah perjumpaan. Kita perlu turun dan melihat langsung, apa yang terjadi, bukan selalu menjadi penonton di depan layar.
Toh, Bila kita harus menggunakan media komunikasi, secara bertanggung jawab. Jangan sampai komunikasi membuat yang dekat semakin jauh. Jangan sampai kita menyebarkan berita hoaks, hingga sesama menjadi korban.
Prinsip komunikasi adalah menghargai perjumpaan. Teknologi digital hanyalah sarana dan bukan tujuan. Komunikasi menjadikan yang jauh terasa dekat dan yang dekat makin akrab. Bukan sebaliknya yang jauh dekat tetapi yang dekat makin jauh. Komunikasi cuman sebatas sarana atau media tanpa menghargai perjumpaan.
Atambua, 16.05.2021