Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tujuan Hidup adalah Bahagia, Sedangkan Harta Hanyalah Sarana

27 April 2021   21:32 Diperbarui: 27 April 2021   22:08 1432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: via mobilepulsa.com

Semua orang pasti ingin bahagia. Itulah tujuan utama dari pencaharian hidup. Sering kali, kita beranggapan bahwa memiliki harta berlimpah, menjadi jaminan untuk bahagia, padahal, harta sesungguhnya bukanlah jaminan kebahagiaan.

Banyak orang hidup dalam kemewahan, namun dalam perjalanan hidupnya, ia mengalami depresi, bahkan memilih bunuh diri. Banyak juga yang memilih meninggalkan semua harta bendanya, dan kembali hidup sederhana, dan ia merasa bahagia dengan pilihannya itu.

Waktu masih di bangku kuliah, saya beranggapan bahwa orang yang sudah bekerja, sudah berkeluarga, sudah memiliki anak,  banyak uang pasti bahagia, ternyata tidak juga. Seiring berjalannya waktu, saya mendengar sering ada pertengkaran, perkelahian dalam keluarga.

Pengalaman hidup telah mengajar saya bahwa:

1. Harta bukanlah syarat untuk hidup bahagia. Ia hanyalah sarana untuk menghantar kita pada kebahagiaan hidup. Yang membuat hidup bahagia diri kita sendiri.

Bahagia itu tidak ditemukan di luar diri kita, tetapi dikondisikan dalam diri. Tergantung kita menyikapi setiap hal yang kita alami dalam hidup. Orang bisa bahagia, meski memiliki banyak masalah dalam hidup. Semuanya itu, tergantung cara kita menyikapi setiap moment dalam hidup.

2. Kebahagiaan tertinggi hanya bisa ditemukan dalam Tuhan. Bahagia dalam Tuhan. Semakin kita mendekatkan diri, berserah kepadaNya, justru kita semakin tenang, menguasai diri, dan semakin bijak dalam menghadapi setiap persoalan hidup.

3. Kita membutuhkan jeda dalam hidup untuk bisa merefleksikan hidup kita. Kadang kita perlu diam, tenang, masuk ke dalam dan melihat siapa diri kita. Hidup harus direfleksikan, itulah hidup yang mendalam.

Banyak penulis hebat, pemikir hebat berasal dari kalangan orang--orang yang tekun, mencintai keheningan, mencintai suasana damai. Hidup tidak akan matang, bila hanya ikut ramai, hura--hura dan mengikuti kesenangan diri.

Jadi bagi saya, yang menjadi target hidup adalah kebahagiaan. Kebahagiaan itu diciptakan dalam hidup, bukan ditemukan dalam barang atau benda mati. Kebahagian tertinggi adalah kebahagiaan di dalam tangan Tuhan. Tujuan hidup adalah bahagia, sedangkan harta hanyalah sarana.

Atambua, 27.04.2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun