"Hidup adalah sebuah perjalanan dan bukan pelarian. Berjalanlah terus menuju pulang dan bukan lari dari kenyataan."
Kita semua sedih dan berduka setelah Panglima TNI Hadi Tjahjanto menyatakan bahwa seluruh awak kapal selam KRI Nanggala-402 meninggal dunia.
"....dengan kesedihan yang mendalam, selaku Panglima TNI saya nyatakan bahwa 53 personel yang onboard KRI Nanggala-402 telah gugur," kata Hadi yang kembali diam sejenak.
"Prajurit-prajurit terbaik Hiu Kencana telah gugur saat melaksanakan tugas di Perairan Utara Bali," ujar Hadi. (detiknews.com).
Sungguh sangat menyesakkan dada. Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana perasaan keluarga korban saat ini, perasaan orang tua, istri, anak, dan semua yang mengalami dukacita ini.
Mungkin ada yang baru saja menikah, ada yang baru saja merayakan kebahagiaan karena istri melahirkan... Yang jelas kisah sedih ini telah mencuri kebahagian yang telah dirajut selama ini.
Untuk ke-53 prajurit yang telah gugur, saya sampaikan dukacita yang mendalam. Saya juga berdoa, semoga mereka berbahagia di sisiNya. Semoga keluarga diberi ketabahan dan keteguhan dalam menghadapi peristiwa duka ini.
Sungguh benar kata sang bijak, "hidup adalah sebuah perjalanan menuju pulang." Entah disadari ataupun tidak, kita semua sedang berjalan menuju pulang. Kita berjalan ke tempat yang sama, cuman jalan dan waktu kita yang berbeda. Ke-53 Â prajurit yang telah gugur, telah berjalan mendahului kita. Mereka pergi menuju tempat tujuan kita semua kelak.
Saya ingat kalimat yang tertulis di salah satu gerbang pekuburan di Italia, "Hodie mihi, cras tibi" "Hari ini saya, besok engkau." Hari ini mereka telah pergi mendahului kita, besok atau lusa saya dan anda akan mengalaminya juga.
Untuk ke-53 putra terbaik bangsa, selamat jalan. Kami mencintaimu, kami mendoakan kalian semua. Berjalanlah dengan damai. Pintu Surga terbuka untukmu. Kami segenap bangsa Indonesia akan selalu mengenang jasa--jasa kalian.Â