Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

BDR dan Daring, Program Belajar "Minus-Malum" (dan) Terasa Hambar di Daerah Terpencil

12 Januari 2021   16:55 Diperbarui: 12 Januari 2021   17:06 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto.dok.Anak SDK Asueman/Daerah Terpencil Kabupaten Belu

Rencana sekolah tatap muka Januari 2021 batal karena pandemi Covid masih terus meningkat. Mendikbud Nadiem Makarim akhirnya terapkan 2 cara belajar alternatif ini.

Kemendikbud lagi-lagi mengambil dua alternatif untuk melakukan pendidikan jarak jauh (PJJ). Para siswa kembali dihadapkan pada dua pilihan belajar lewat televisi maupun secara daring atau online.

Program


1. Daring atau Online
Merupakan media dalam jaringan. Daring merupakan singkatan dari 'dalam jaringan', jadi yang dimaksudkan di sini adalah jaringan online. Belajar dengan memanfaaatkan teknologi dan internet.

Sistem daring atau online sudah diterapkan sejak pertengahan tahun 2020, saat bangsa kita dilanda wabah covid.

Banyak kendalah yang ditemui ketika program online diterapkan, apa lagi di daerah terpencil yang mana akses internet dan listrik belum memadai. Guru dan orang tua mengeluhkan hal yang sama, jaringan lelet, tidak ada sinyal, dibeberapa tempat di pedalaman belum ada lisrik atau penerang.

Tidak hanya itu saja, kendala lain adalah tidak semua anak memiliki handphone android. Apa mungkin belajar online tanpa handphone anroid? Jelas tidak mungkin.

Foto.dokpri/Anak SDK St. Theresia Atambua II
Foto.dokpri/Anak SDK St. Theresia Atambua II
2. Belajar Dari Rumah (BDR)
Merupakan program pendidikan lewat siaran televisi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, bekerjasama dengan TVRI dalam rangka memfasilitasi pendidikan masa pandemi covid-19 di Indonesia. Blok program ini disediakan untuk menjadi alat pembelajaran dan edukasi untuk siswa.

Program BDR ini kembali menjadi alternatif di tahun 2021, ketika sekolah tatap muka batal dilaksanakan karena wabah covid yang tak kunjung usai. Pemerintah pun bekerjasama dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) untuk menayangkan bahan ajar untuk semua tingkatan sekolah.

Namun program ini lagi-lagi rasanya hambar, mana mungkin siswa dapat menangkap siaran televisi bila media visual saja tidak dimiliki? Bagi masyarakat perkotaan hal ini mungkin tetapi, tentu tidak mungkin bagi anak-anak di pedalaman.

Kita menangkap upaya maksimal pemerintah dalam hal ini kemendikbud agar proses belajar mengajar tetap berlangsung. Saya yakin kemendikbud juga kewalahan dan berusaha mencari solusi alternatif tapi pemerintah juga jangan menggeneralisasi dan menyamaratakan program daring dan BDR, untuk seluruh lapisan masyarakat baik di kota maupun di desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun