Mohon tunggu...
Kosasih Ali Abu Bakar
Kosasih Ali Abu Bakar Mohon Tunggu... Analis Kebijakan Ahli Madya, Pusat Penguatan Karakter

Baca, Tulis, Travelling, Nongkrong, Thinking

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penguatan Karakter bagi Anak Terlantar

13 Mei 2025   10:49 Diperbarui: 13 Mei 2025   11:31 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Fhoto sendiri

Penguatan karakter akhir-akhir ini kembali pembicaraan di kalangan luas masyarakat, khususnya kebijakan pendidikan karakter di barak militer oleh KDM.

Dalam bahasa agama, ada sebutan 'amar ma'ruf nahi munkar, menyuruh untuk kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Sering kali kalimat ini terlihat keras, padahal banyak pembelajaran disana selama tidak ada pemaksaan dengan kekerasan dengan mengedepankan tauladan dan dialog-dialog pembelajaran dalam pelaksanaannya.

Dalam penguatan  karakter peserta didik, ada dua pendekatan, yaitu pencegahan dari kekerasan yang berpotensi merusak karakter seseorang dan penguatan karakter melalui penguatan nilai-nilai utama kebaikan. 

Saat ini, salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah, Kemendikdasmen, melalui Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Kebiasaan upaya melakukan penguatan nilai-nilai kebaikan untuk memberikan anak kemampuan regulasi diri dan resilensi diri dengan mengedepankan dialog-dialog antara anak, orang tua, dan guru melalui metode yang penuh kesadaran, bermakna, dan menggembirakan.

Namun, perlu dipahami bahwa peserta didik bukanlah orang dewasa, sehingga ada perbedaan perlakuan. Orang tua masih bertanggung jawab terhadap perbuatan yang mereka lakukan dan setiap tindakan mereka dianggap bukan tanggung jawab mereka sepenuhnya karena mereka dianggap masih belum dewasa dan dilihat sesuai dengan tumbuh kembangnya. Selain itu, dalam UUD 45, Pasal 34 ayat 1 dikatakan bahwa anak-anak terlantar itu seharusnya dipelihara oleh negara.

Kepentingan Anak yang Utama

Apapun yang kita diskusikan dan lakukan, waktu terus berjalan. Anak-anak yang mengalami kekerasan terus mengalami kekerasan, anak-anak nakal dan jalanan terus terpapar dengan pergaulan bebas dan narkoba, anak-anak disabilitas terus kehilangan kesempatan menjadi dirinya, dan anak-anak terlantar lainnya terus terlantar hanya karena kita terlalu sering beropini tanpa ada aksi nyata.

Hal yang selalu saya ingatkan kepada diri saya, apa yang saya lakukan bila anak-anak terlantar itu adalah anak saya atau keluarga saya, akankah saya terus beropini tanpa ada aksi nyata. Atau bisa jadi mereka yang terus beropini ketika ada perlakuan kebaikan untuk anak-anak terlantar itu sudah kehilangan hati nurani hanya karena kepentingan kelompok mereka saja?.

Sudah saat pemerintah dan kita semua perhatian dengan anak-anak terlantar itu. Tidak hanya negara berkewajiban memelihara mereka, tapi kita semua punya kewajiban sesungguhnya. 

Penguatan Karakter Anak-Anak Terlantar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun