Grab The Super App, Satu Aplikasi untuk Semua Layanan

Yakin penginapannya di sini? Nanti kalau mau keluar-keluar atau jadi main-main ke Losari mau naik apa? Pete-pete tidak lewat dari situ

Di Makassar ada Grab, to?

Kaget. Reaksi seorang biarawati yang duduk dalam perjalanan yang sama dari Yogyakarta ke Makassar mendengar saya ingin menjelajah Makassar dan sekitarnya seorang diri. Lebih kaget lagi saat dia tahu saya belum pernah menginjak kota itu hanya mengandalkan nama dan lokasi tempat wisatanya. Simple sekali saya menjawab. Kan ada Grab. Karena rasa khawatirnya, dia dan penjemputnya bersedia mengantarkan saya ke penginapan yang telah saya pesan. Mereka cemas, karena lokasinya jauh dari jalan utama. Dengan PD saya meyakinkan mereka. Pengendara Grab akan bisa menemukan penginapan tersebut dengan mudah.

Perjalanan liburan saya waktu itu benar-benar menyenangkan dan saya bisa mengoptimalkan waktu, karena adanya Aplikasi Grab membuat transportasi selama liburan bukan lagi masalah. Sayang sekali waktu itu belum ada Grab "Rent", jadinya untuk ke Rammang-rammang yang belum dijangkau Grab saat itu, saya hanya bisa mengorder saat berangkat. Untuk pulang saya harus naik angkutan umum, dan berganti-ganti angkutan untuk kembali ke Makassar.

Bagi orang yang sering bepergian seorang diri, Grab itu merupakan anugrah yang luar biasa bagi saya. Berbekal pengetahuan terhadap alamat, semua tempat yang diinginkan bisa terjelajahi. Saat saya mengikuti sebuah riset nasional di Jakarta, naik angkutan umum merupakan momok bagi saya. 

Saya kebingungan harus naik angkutan apa, berganti kendaraan dimana, dan dari pemberhentian angkutan, bagaimana saya menuju tempat yang ingin saya kunjungi. Belum lagi estimasi waktu tempuh yang tidak menentu. 

Sementara itu, dengan waktu terbatas, saya harus mendatangi beberapa instansi dan mengunjungi tim pengumpul data di lokasi-lokasi yang tidak pernah saya datangi sama sekali. Berbekal alamat dan landmark dari teman-teman, saya bisa mendatangi semua lokasi dan kantor yang harus saya kunjungi. GrabBike adalah andalan saya dimasa itu. Perjalanan saya terasa aman, karena ada tombol darurat dan share perjalanan ada di aplikasi ini.

Dulu, kalau lagi ga enak badan, teman kos lagi kuliah, tiba-tiba lapar atau harus makan sebelum makan obat, kebayang ga pusingnya kayak apa? Lagi posisi lemas begitu harus jalan beli makan.

 Bikin yang masih "self-partnered" pengen punya partner beneran. Sekarang sih, tinggal buka aplikasi, scroll deh makanan yang diinginkan, order, nanti makanan siap diantar sampai depan pintu. 

Pernah kejadian juga, saya sudah lapar dan capek, rasanya sih nasi sudah di masak, eh pas buka rice cooker, ternyata wujudnya masih beras terendam air. Mau keluar kok rasanya udah lemas duluan, masa-masa seperti ini, Grabfood #SelaluBisa diandalkan.

Pernah satu kejadian, laptop teman ditinggal di kontrakan saya. Niatnya akan diambil sore harinya. Ternyata, dia tidak bisa mengambil laptopnya ke kontrakan saya. Saya mau mengantarkan sendiri, motor milik saya juga sedang dibawa teman yang lain. Setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk menggunakan jasa Grab saja. Buka aplikasi, klik delivery, isi data, order, tidak lama kemudian sudah dihubungi oleh kurirnya. 

Deg-degan tentu saja. Biar bagaimanapun itu barang berharga. Mata tidak henti-hentinya menatap layar melihat alur perjalanan kurirnya hingga barang diterima teman saya. Lega sekali rasanya. Dimudahkan dengan punya satu #AplikasiUntukSemua dan memperoleh kurir yang amanah.