Kalau sedang beruntung, aku bisa dapat apem yang baru saja diangkat dari cetakan. Uapnya masih mengepul, dan begitu digigit, langsung terasa kelembutannya. Kadang-kadang, jajanan sederhana seperti ini justru yang meninggalkan kesan paling dalam.
Macet Menjelang Subuh
Salah satu momen yang paling aku ingat di Pasar Malam ini justru bukan soal belanjanya, tapi macetnya. Bayangkan saja, malam atau bahkan menjelang subuh, jalanan di sekitar pasar bisa padat merayap. Bus antarkota, angkot, motor, dan pejalan kaki berbaur jadi satu. Tapi anehnya, aku nggak terlalu keberatan. Ada semacam sensasi menikmati keramaian malam yang jarang kutemui di tempat lain.
Biasanya aku memilih tetap di jalur lurus saja, sambil membiarkan motor berjalan pelan. Rasanya seperti punya waktu ekstra untuk menghirup aroma pasar, melihat interaksi hangat antara pedagang dan pembeli, dan tentu saja — mengamati lapak-lapak yang penuh warna.
Lebih dari Sekadar Pasar
Pasar Malam Kota Metro ini bukan hanya soal transaksi jual-beli. Di sini ada cerita, ada tradisi, ada hubungan yang terjalin antarwarga. Pedagang dan pembeli sering kali saling mengenal, saling menyapa, bahkan bercanda di sela-sela transaksi. Ada pedagang yang sudah berjualan puluhan tahun, tetap setia menggelar dagangan di tempat yang sama. Ada pula pembeli yang hampir setiap malam mampir, entah untuk belanja atau sekadar ngobrol.
Tradisi tawar-menawar masih hidup di sini, dan itu menjadi bagian dari pesona pasar. Bukan sekadar mencari harga termurah, tapi juga menjaga kedekatan antara penjual dan pembeli. Kadang pedagang memberi bonus sekantong cabai atau selembar daun pisang untuk pembungkus, hanya karena sudah menjadi pelanggan setia.
Di tengah gempuran minimarket dan pusat perbelanjaan modern yang buka 24 jam, pasar ini tetap bertahan dengan ciri khasnya. Tidak ada AC atau musik pop yang diputar melalui pengeras suara. Yang ada hanya suara pedagang menawarkan dagangan, aroma rempah yang menguar, dan suasana akrab yang tak tergantikan.
Pasar Malam Kota Metro adalah bukti bahwa kehidupan tradisional masih punya tempat di hati masyarakat. Ia menjadi saksi bisu bagaimana aktivitas ekonomi, interaksi sosial, dan cita rasa kuliner lokal berpadu jadi satu dalam harmoni yang sederhana namun hangat.
Bagi sebagian orang, pasar ini mungkin hanya tempat singgah di malam hari. Tapi bagi yang mau meluangkan waktu untuk meresapi suasananya, Pasar Malam Kota Metro adalah potongan kecil dari kehidupan yang penuh warna — tempat di mana malam menjadi awal dari cerita, bukan akhir.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI