Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Music

Save Our World Karya SBY: Ketika Musik Menjadi Seruan untuk Menyelamatkan Bumi

11 Juli 2025   09:11 Diperbarui: 11 Juli 2025   09:11 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan video lagu Save Our World karya SBY, kolaborasi lintas generasi yang serukan kepedulian lingkungan. Foto: YouTube SBY Official.

Pesan yang Lebih Dalam dari Sekadar “Ayo Jaga Lingkungan”

Save Our World adalah jembatan emosional antar generasi. Ia berkata bahwa isu lingkungan bukan hanya milik para aktivis atau anak muda, tapi tanggung jawab kita semua. Kolaborasi musisi senior dan muda, lirik bilingual, dan visual global - semuanya menjadikan lagu ini relevan dan inklusif.

Sebagai mantan presiden, SBY tidak bicara dalam podium. Ia memilih bicara lewat melodi dan gambar. Dan itulah kekuatan lagu ini: ia tidak menciptakan jarak, melainkan kedekatan.

Lagu ini mengingatkan kita bahwa lingkungan adalah amanah, bukan warisan, tapi titipan untuk anak cucu. Musik bisa menjadi agitasi moral - lebih halus dari pidato, tapi kadang lebih dalam dampaknya. Kolaborasi adalah kunci solusi - seperti dalam lagu ini, masalah besar perlu tangan dari banyak pihak. Dan, kepedulian bisa datang dari siapa saja, bahkan dari sosok yang kita kenal sebagai pemimpin negara, bukan musisi.

Kita hidup di masa di mana perubahan iklim bukan teori, tapi kenyataan. Gelombang panas, banjir bandang, udara yang semakin tak layak hirup - semuanya hadir di halaman berita dan depan rumah. Lagu ini tidak menawarkan solusi teknis, tapi menyadarkan. Dan terkadang, kesadaran itu adalah awal dari segalanya.

Save Our World bukan hanya karya seni. Ia adalah seruan. Ia adalah pelukan. Ia adalah alarm yang lembut tapi tegas. Dan di tengah dunia yang cepat lelah dengan angka, statistik, dan debat, lagu ini datang sebagai pengingat yang sederhana namun membekas: bumi ini sedang butuh kita. Sekarang juga.

Jika setelah mendengar lagu ini kamu merasa ingin menanam pohon, mengurangi sampah plastik, atau sekadar tidak membuang puntung rokok sembarangan - berarti lagu ini berhasil. Karena di sinilah seni menemukan maknanya: bukan hanya untuk dinikmati, tapi untuk menggerakkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun