Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Music

Save Our World Karya SBY: Ketika Musik Menjadi Seruan untuk Menyelamatkan Bumi

11 Juli 2025   09:11 Diperbarui: 11 Juli 2025   09:11 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan video lagu Save Our World karya SBY, kolaborasi lintas generasi yang serukan kepedulian lingkungan. Foto: YouTube SBY Official.

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang semakin panas - baik secara harfiah maupun sosial - datanglah sebuah lagu berjudul Save Our World. Lagu ini bukan dari penyanyi populer, bukan pula dari musisi viral TikTok. Lagu ini diciptakan oleh seorang negarawan, mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tapi jangan salah, ini bukan lagu yang canggung atau berjarak. Justru sebaliknya - ia terasa dekat, menyentuh, dan mengajak kita berpikir: “Apa yang sudah aku lakukan untuk bumi ini?”

Lagu Save Our World lahir bukan dalam semalam. Pak SBY pertama kali menulis lagu ini pada tahun 2010, terinspirasi dari pertemuan perubahan iklim yang ia hadiri di Oslo, Norwegia. Lagu itu sempat dibawakan oleh Sandhy Sondoro, dengan aransemen dari maestro Erwin Gutawa, dan bahkan pernah disentuh oleh musisi internasional seperti Jeff Lorber dan Jeffrey Pescetto pada tahun 2013.

Namun pada 2025, lagu ini kembali dihidupkan dengan semangat baru. SBY menggandeng 35 musisi lintas generasi dalam sebuah produksi kolosal. Nama-nama seperti Sandhy Sondoro, Saykoji, Vina Panduwinata, hingga almarhumah Titiek Puspa bergabung dalam proyek ini. Aransemen baru ditata oleh gitaris kenamaan Tohpati. Kehadiran berbagai suara ini bukan sekadar variasi, tapi simbol: menyelamatkan bumi bukan tugas satu generasi saja.

Lagu ini dibawakan oleh Susilo Bambang Yudhoyono & Friends. Sebuah kolaborasi musik yang menyatukan ragam usia, gaya, dan warna. Dari pop ke hip-hop, dari balada ke orkestra - semuanya hadir dalam satu irama untuk tujuan yang sama. SBY sendiri tak hanya menulis dan mengarahkan, tapi juga tampil dalam video musiknya. Sebuah pernyataan bahwa kepedulian terhadap lingkungan bukan sekadar opini, melainkan komitmen personal.

Lirik yang Menggugah, Bukan Menggurui

Save our world from our own destruction.” Kalimat itu menyentak. Liriknya tidak rumit, tapi mengandung energi spiritual dan moral. Ada ajakan untuk berdoa, tapi juga perintah untuk bertindak. Baris-baris seperti “each one of us could do one tiny part” menyiratkan bahwa perubahan besar berawal dari tindakan kecil yang dilakukan bersama.

Menurut saya, lirik lagu ini seperti surat cinta yang mendesak: penuh harapan, tapi juga ketakutan. Ia tidak memaki, tapi mengingatkan. Tidak menggertak, tapi mengajak.

Visual yang Berbicara Lebih dari Kata


Video musiknya dirilis secara perdana di Djakarta Theater XXI, dan kini tersedia di YouTube pribadi Pak SBY - Susilo Bambang Yudhoyono dan telah ditonton lebih dari satu juta penonton. Isinya menggambarkan realita: hutan terbakar, es mencair, lautan sampah - semua bersanding dengan wajah-wajah penyanyi yang menyanyikan lagu ini dari studio, tepi hutan, hingga pantai. Transisi visual mengikuti naik-turunnya emosi lagu. Ada keindahan alam, tapi juga kehancurannya. Kontras itu memperkuat pesan: apa yang kita miliki bisa hilang, jika kita diam.

Bukan hanya klip, ini seperti dokumenter mini yang menggabungkan seni dan edukasi. Dan yang paling penting: mudah dicerna, mudah dibagikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun