Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyambut Muharram dengan Amalan Ringan Penuh Makna

26 Juni 2025   15:59 Diperbarui: 26 Juni 2025   16:35 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ust. Segaf Baharun

Bulan Muharram bukan sekadar awal tahun dalam kalender Hijriyah. Lebih dari itu, ia adalah momen spiritual yang sarat makna, saat pintu-pintu kebaikan dibuka lebar oleh Allah SWT bagi hamba-Nya yang ingin mendekat. Tanpa harus menjadi sosok sempurna, setiap kita punya ruang untuk memperbaiki diri - dan Muharram memberi kesempatan itu.

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan di bulan ini adalah puasa sunnah, khususnya pada tanggal 9 dan 10 Muharram, yang dikenal sebagai puasa Tasu'a dan Asyura. Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram. Ini bukan semata tentang menahan lapar, tapi tentang menghidupkan jiwa dalam sunyi, menenangkan nafsu, dan menyatu dalam kehendak Ilahi.

Tak kalah penting, memperbanyak istighfar dan sedekah menjadi amalan yang bernilai tinggi. Dalam sebuah hadits riwayat Abu Daud, Rasulullah SAW menyampaikan bahwa siapa pun yang rajin memohon ampun, akan Allah mudahkan jalan keluar dari kesusahan, lapangkan dari segala kerisauan, dan beri rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Ini adalah bukti bahwa istighfar bukan sekadar ucapan, melainkan jalan pulang yang membawa kelegaan jiwa dan kelapangan hidup.

Selain itu, menjauhi perbuatan maksiat serta memperbanyak kebaikan, sekecil apa pun, adalah bentuk nyata dari niat hijrah di tahun baru. Di tengah hiruk pikuk kehidupan, amalan kecil bisa menjadi titik balik: menahan diri dari gosip, menebar senyum tulus, atau sekadar membantu orang lain tanpa pamrih.

Amalan lainnya yang juga bisa dilakukan antara lain adalah membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 1.000 kali, serta membaca ayat kursi sebanyak 360 kali - dimulai dengan basmalah dan diakhiri dengan doa permohonan perubahan ke arah yang lebih baik. Doa ini menjadi simbol pengharapan kita: agar kondisi hidup yang sedang dijalani beralih ke keadaan yang lebih baik atas kehendak Allah.

Berikut adalah doanya:

Sumber: Ust Segaf Baharun
Sumber: Ust Segaf Baharun

Menjelang pergantian tahun Hijriyah, umat Islam juga dianjurkan membaca doa akhir tahun dan doa awal tahun. Doa-doa ini berisi muhasabah, pengakuan atas kesalahan, serta harapan besar agar Allah mengampuni dan membimbing langkah kita di masa mendatang. Bukan hanya ritual, ini adalah percakapan intim antara seorang hamba dan Tuhannya - sebuah bentuk kerendahan hati dan pengakuan bahwa kita tidak bisa berjalan sendiri.

Doa Akhir Tahun

Berikut ini doa akhir tahun yang hendaknya dibaca sebanyak 3 kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun