Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mak Nasah, Perempuan Tangguh dari Kampung Peundeuy yang Menjejak Tanah Suci

24 Juni 2025   18:25 Diperbarui: 24 Juni 2025   18:25 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen keberangkatan Mak Nasah (jilbab putih), penjual sayur keliling saat berangkat ke Tanah Suci untuk berhaji. (Sumber: TVNU)

Di balik wajah keriput dan tubuh ringkih seorang perempuan tua di Kampung Peundeuy (Pendei), Desa Karangsatu, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi, tersembunyi kisah perjuangan luar biasa yang menggetarkan hati. Dialah Mak Nasah, pedagang sayur berusia 68 tahun yang telah mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk keluarga, dagangan, dan akhirnya, impian besar: menunaikan ibadah haji ke tanah suci.

Mak Nasah bukan siapa-siapa dalam pandangan dunia. Ia hanya seorang pedagang kecil yang menjajakan sayur dari kampung ke kampung, berjualan sejak masa sekolah, dengan penghasilan tak menentu. Namun dalam keterbatasan itulah, terpatri niat besar yang tak pernah padam: ingin menunaikan rukun Islam kelima. Niat yang tampak mustahil bagi sebagian orang, tapi tidak bagi Mak Nasah.

Berjuang di Tengah Keterbatasan

Sejak tahun 2012, Mak Nasah mulai menyisihkan sedikit demi sedikit uang hasil jualan sayur. Tak peduli berapa rupiah yang berhasil disimpan, setiap koin dan lembaran rupiah ia anggap sebagai jalan menuju Makkah. Sambil melayani pelanggan yang kerap berhutang dan menghadapi panas - hujan tanpa mengeluh, ia menabung. Tak ada keluhan, hanya doa yang terus ia panjatkan dengan keteguhan hati.

Dengan 12 anak yang harus dirawat dan dibesarkan, tujuh di antaranya hidup dan kini tumbuh dewasa, Mak Nasah tak hanya menjadi ibu, tetapi juga tulang punggung dan sumber inspirasi. Salah satu anak laki-lakinya bahkan membuatkan gerobak sayur untuk memudahkan Mak Nasah berjualan. Ini menjadi bukti bahwa semangat dan cinta yang ia tanam dalam keluarganya kini tumbuh menjadi dukungan nyata dalam perjuangannya.

Ketulusan yang Mengantarkan ke Tanah Suci

Mak Nasah (Kanan) bersama saudari kandungnya saat berada di tanah suci. (Sumber: TVNU)
Mak Nasah (Kanan) bersama saudari kandungnya saat berada di tanah suci. (Sumber: TVNU)

Perjalanan Mak Nasah ke tanah suci pada tahun 2023 bukan sekadar keberangkatan fisik, melainkan pencapaian spiritual yang lahir dari ketulusan niat, doa yang tekun, dan keteguhan hati. Haji bagi Mak Nasah bukan hanya ibadah formalitas, melainkan puncak dari perjalanan iman dan harapan. Ia tidak hanya membawa dirinya, tapi juga harapan seluruh keluarga dan masyarakat kecil sepertinya yang ingin bermimpi besar.

Setelah kembali dari tanah suci, Mak Nasah tidak berubah menjadi orang yang silau oleh status sebagai "hajjah." Ia justru menjadi lebih sederhana. Pesannya kepada anak-anak dan warga sekitar pun lugas dan menyentuh: “Hidup itu nggak usah neko-neko. Yang penting kita ibadahnya benar, rezeki halal, dan selalu bersyukur,” ujarnya sebagaimana dalam wawancara TVNU.

Inspirasi dari Kampung untuk Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun