Saat segudang tugas belum kelar, deadline terus mengejar, apa yang bisa diperbuat?
Saran, motivasi membanjiri telinga. Tidurlah, istirahat sejenak untuk melepas penat. Nyatanya, tak semudah mengatakan. Justru tidur tak bisa menyelesaikan tugas, yang ada tambah keteteran. Tidak tidur, menjadi problem bagi konsentrasi.
Orang bijak nan penyabar (mungkin sudah terlatih dan terbiasa) mengatakan "jalani tugasmu dengan penuh bahagia, maka tidak ada kata mengeluh dalam kamus hidupmu". Berbagai cara telah dicoba untuk mempraktekkan, kerap juga menyerah datang menawarkan jalan.
Begitu beratkah arti sabar? Baik, setiap orang punya definisi sabar yang berbeda. Sabar tanpa batas dan sabar sampai batas.
Sabar tanpa batas, tidak mengeluh sepatah kata pun, dalam kondisi ringan dan berat, sampai detik nafas terakhir sekalipun. Pernahkah mendengar tentang sosok ini, yang ujian hidupnya tiada yang lebih berat daripada apa yang dipikulnya? Sosok yang bahkan nyawanya berada diujung pedang, tapi tak pernah terdengar keluhan di telinga sahabat-sahabatnya, kecuali pada satu Dzat, yaitu Dzat satu-satunya yang bisa menyelesaikan berbagai macam kesulitan.
Insan mulia nan agung, Rasulullah Muhammad, beliaulah sosok penyabar di atas para penyabar. Adakah beban dari manusia seluruh dunia yang lebih berat daripada beban yang dipikulnya?
Benar, kadar ujian manusia tergantung kadar sabarnya. Kembali melihat ke dalam diri, jika hal kecil saja membuat lisan sulit menahan kalimat keluh kesah, mungkin memang segitu kadar kesabaran yang dimiliki. Benarlah firman Allah bahwa Allah tidak akan menguji di luar kemampuan hambaNya. Inilah yang disebut sabar sampai batas. Manusia mayoritas termasuk golongan yang kedua, mengeluh hal yang masih wajar selama tidak putus dari rahmat Allah