Mohon tunggu...
Condradus AntoniusBhara
Condradus AntoniusBhara Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa unikama

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kajian Idealisme Objektif Novel "Bumi Manusia" Karya Pramoedya Ananta Toer

25 Januari 2021   15:38 Diperbarui: 25 Januari 2021   15:44 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tokoh utama dalam novel ini adalah Minke,seorang pribumi asli, namun karena keturunan ningrat Jawa diperbolehkan bersekolah di HBS Surabaya. Hanya dia pribumi totok yang bersekolah disana. Selebihnya adalah warga negara kelas 1, orang Eropa, kelas 2 : Indo dan Tionghoa. Karena ajakan Robert Surhorf (teman Minke di HBS), dia berkesempatan berjunjung ke sebuah rumah Tuan Belanda, Herman Mellema. Sebuah kunjungan yang merubah hidup Minke selamanya.

Tidak disangka, Annelies Mellema, putri sang tuan rumah jatuh cinta pada Minke. Cinta sang putri mendapat dukungan dari sang bunda, Nyai Ontosoroh. Minke memasuki kehidupan keluarga itu, bahkan dipersilahkan untuk tinggal serumah dengan mereka. Sejak itulah, banyak pertentangan dan rintangan yang menghampiri hidupnya.

3.1 Tokoh Dan Penokohan

  • Minke
  • Minke di gambarkan sebagai tokoh utama dalam novel ini yang memilki sifat  baik,penyayang,berjiwa pribumi,  keturunan priyayi, , siswa H.B.S.
  • Mengulik dari sisi priyayi yang dimiliki pemuda Jawa yang didapati dari sang ayah, Minke memang memiliki budi pekerti yang halus. Meskipun tanpa disadari ia tengah mengalami masa transisi untuk keluar dari kejawaannya, sesungguhnya tokoh Minke ini hanya ingin membebaskan jiwa di bumi ini. Minke dikisahkan sebagai seorang siswa yang cerdas dan berbudi luhur. Mengikuti rajutan peristiwa dalam kehidupannya, Minke mendewasakan diri dengan caranya sendiri melalui stori yang dibagikan oleh Jean, Annelies, bahkan Nyai Ontosoroh.
  • Melalui seorang Jean Marais, Minke memahami keluhuran dari cinta yang dianggap irasional. Seperti penggalan dialog Jean kepada Minke  "Cinta itu indah, Minke, juga kebinasaan yang mungkin membuntutinya. Orang harus berani menghadapi akibatnya."
  • "Tentang diriku, Jean, belum tentu aku mencintai gadis Wonokromo itu. Bagaimana kau tahu kau mencintai ibu May?
  • Selain cerdas, pemuda Jawa itu kerap berpresepsi dalam hati mengenai hal atau perisitiwa yang melantunkan syair di hadapannya. Contoh yang paling nyata adalah segala pemikirannya terhadap sang Nyai. Minke selalu menyuarakan pikirannya mengenai kepribadian sang Nyai. Seperti pada penggalan:'' Bukan hanya Mevrouw Telinga atau aku, rasanya siap pun tahu, begitulah tingkat susila keluarga nyai-nyai; rendah, jorok, tanpa kebudayaan, perhatiannya hanya pasal soal-soal berahi semata. Mereka hanya keluarga pelacur, manusia tanpa pribadi, dikodratkan akan tenggelam dalam ketiadaan tanpa bekas. Tapi Nyai Ontosoroh ini, dapatkah dia dikenakan pada anggapan umum ini.
  • Di satu sisi, Minke menaruh hormat kepada pribadi seperti Nyai Ontosoroh. Seperti pada penggalan berikut ini:'' Masyaallah, dia tahu Victor Hugo. Dan aku malu bertanya siapa dia. Dan dia bisa memuji kebagusan cerita. Kapan dia belajar ilmu cerita? Atau hanya sok saja?
  • Annelies             
  • Annalies digambarkan sebagai   putri dari orang belanda dia memiliki paras yang cantik (Herman Mellema)  yadan pribumi (Nyai Ontosoroh),  annalies memiliki sifat pendiam, manja, labil. Terbukti pada kutipan berikut ini: di depan kami berdiri seorang gadis berkulit putih, halus, berwajah Eropa, berambut dan bermata Pribumi. Dan mata itu, mata berkilauan itu seperti sepasang kejora; dan bibirnya tersenyum meruntuhkan iman
  • "Lihat, Ann, Sinyo sudah mau berangkat pulang saja. Beruntung dapat dicegah. Kalau tidak, dia akan merugi tidak melihat kau seperti ini!"
  • "Ah, Mama ini!" sekali lagi Annelies bermanja dan memukul ibunya. Juga matanya melirik padaku. "Nah, Ann, Sinyo Minke sudah ada di dekatmu. Lihat baik-baik. Dia sudah ada di dekatmu. Sekarang kau mau apa?"
  • "Ah, Mama," desau Annelies dan melirik padaku.
  • "Ah-Mama, ah-Mama saja kalau ditanyai. Ayoh, bicara sekarang, biar aku ikut dengarkan. Annelies melirik padaku lagi dan mukanya merah padam, Nyai tersenyum bahagia. Kemudian menatap aku, berkata:
  • "Begitulah, Nyo, dia itu---seperti bocah kecil. Sedang kau sendiri, Nyo, apa katamu sekarang setelah di dekat Annelies?

  • Nyai Ontosoroh (Sanikem)    

Di gambarkan istri simpanan dari Herman Mellema, mandiri, tegas, bijaksana, pandai,   dan tegar.

 Nyai Ontosoroh terlahir dengan nama Sanikem, wanita yang menjadi ibu Annelies ini merupakan Nyai seorang Belanda. Nyai Ontosoroh merupakan sosok perempuan luar biasa yang bisa berdiri di atas kaki sendiri. Terlepas dari segala duka yang menerjang sejak dini, nasib membawa Nyai bertemu dengan Herman Mellema. Yang manapula nasib itu diatur oleh ayah kandungnya sendiri, Sastrotomo. Dan melalui kejadian itu pula, Nyai Ontosoroh membenci orangtuanya. Ia memilih untuk mengikuti Tuan Mellema. Dan hasilnya pun ia menjadi Nyai Ontosoroh. Pribadi Nyai Ontosoroh terkenal lugas dan cerdas. Hal ini pun jelas disuarakan oleh Tuan Mellema sendiri dalam kutipan berikut ini: uan Mellema sendiri dalam kutipan berikut ini:

Tuan Mellema tidak pernah menegur kelakuanku. Sebaliknya ia sangat puas dengan segala yng kulakukan. Nampaknya ia juga senang pada kelakuanku yang suka belajar. Ann, papamu sagat menyayangi aku. 

Pernah aku tanyakan padanya, apa wanita Eropa diajar sebagaimana aku diajar sekarang? Tahu kau jawabannya?

"Kau lebih mampu daripada rata-rata mereka, apalagi yang peranakan." 

 "Tak mungkin kau seperti wanita Belanda. Juga tidak perlu. Kau cukup seperti yang sekarang. Biar begitu kau lebih cerdas dan lebih baik daripada mereka semua. Semua!" Ia tertawa mengakak lagi. Mamamu memang luarbiasa. Pakaiannya, permunculannya, sikapnya. Hanya jiwanya terlalu majemuk. Dan kecuali renda kebaya dan bahasanya, ia seluruhnya Pribumi. Jiwanya yang majemuk sudah mendekati Eropa dari bagian yang maju dan cerah. Memang banyak, terlalu banyak yang diketahuninya sebagai Proibumi, malah wanita Pribumi. Memang betul dia patut jadi gurumu. Hanya gaung dendam dalam nada dan inti kata-katanya . aku tak tahan mendengar, sekiranya tak ada sifat pendendam itu, ah, sungguh gemilang, Minke. Baru aku bertemu seorang, dan perempuan pula, yang tidak mau berdamai dengan nasibnya sendiri." Ia menghembuskan nafas panjang. "Dan heran, betapa ia punya kesadaran hukum begitu tinggi."

Tetapi setelah digempur oleh kenyataan pahit lainnya, Tuan Mellema yang memiliki anak sah dnegan isteri sah di Belanda sana, dan sikap Tuan Mellema yang seratus delapanpuluh derajat berubah itu menjadi pukulan telak bagi Nyai Ontosoroh. Dan mengubah pandang yang selama ini ia berikan kepada Tuan Mellema.      Dan kekecewaan Nyai Ontosoroh terhadap Tuan Mellema terlihat jelas pada kutipan dialog berikut ini:'' Begitu macamnya peradaban Eropa yang kau ajarkan padaku berbelas tahun? Kau agungkan setinggi langit? Siang dan malam? Menyelidiki pedalaman rumahtangga dan penghidupan orang, menghina, untuk pada suatu kali akan datang memeras? Memeras? Apalagi kalau bukan memeras? Untuk apa menyelidiki urusan orang lain?" 

Sejak detik itu, Ann, lenyap hormatku pada ayahmu. Didikannya tentang hargadiri dan kehormatan telah jadi kerajaan dalam diriku. Dia tidak lebih dari seorang Sastrotomo dan istrinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun