Mohon tunggu...
DG NUSANTARA
DG NUSANTARA Mohon Tunggu... CEO

DG Nusantara – Portal berita terpercaya dengan update cepat seputar politik, ekonomi, teknologi, olahraga, dan hiburan di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

DG Nusantara - Rupiah Melemah Di tengah Gelombang Demo

30 Agustus 2025   15:01 Diperbarui: 30 Agustus 2025   15:01 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas menhitung uang asing di penukaran uang DolarAsia, Blok M, Jakarta

Rupiah kembali tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah meningkatnya ketegangan sosial dan politik di dalam negeri. Pada Jumat (29/8/2025), rupiah ditutup di level Rp16.485/US$, melemah 0,87% hanya dalam satu hari. Angka ini tercatat sebagai pelemahan terbesar sejak April 2025.

Situasi ini tidak bisa dilepaskan dari dua faktor utama. Pertama, gelombang demonstrasi yang berujung ricuh di Jakarta sejak Senin (25/8) hingga Kamis (28/8) pasca insiden tragis yang menewaskan seorang pengemudi ojek online. Kedua, faktor eksternal berupa profit taking investor menjelang akhir bulan serta meningkatnya permintaan dolar untuk pembayaran impor dan utang luar negeri.

Rupiah dan Bayangan Krisis Regional

Fenomena pelemahan rupiah juga beriringan dengan tren mata uang Asia lainnya. Peso Filipina jatuh usai pemangkasan suku bunga, rupee India terpuruk ke titik terendah sepanjang sejarah, sementara yuan China justru menguat setelah kebijakan agresif dari PBOC.
Hal ini menunjukkan bahwa dinamika regional turut memperbesar tekanan terhadap rupiah, sehingga konteks global tidak bisa diabaikan.

Baca juga : DG Nusantara - Rupiah Melemah Di tengah Gelombang Demo

Stabilitas Sosial sebagai Penentu

Banyak ekonom menegaskan bahwa pelemahan rupiah bukan sekadar masalah teknis ekonomi, tetapi juga terkait erat dengan stabilitas sosial dan politik domestik. Jika kondisi sosial dapat segera dikendalikan dan kepercayaan investor kembali pulih, rupiah berpotensi menguat kembali. Sebaliknya, jika gelombang demonstrasi terus berlanjut dan menimbulkan kerusuhan, maka bayangan krisis seperti tahun 1998 bisa saja kembali menghantui.

Penutup

Dalam konteks ini, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan dituntut menjaga stabilitas tidak hanya di pasar keuangan, tetapi juga di ruang publik. Rupiah bukan sekadar angka di layar perdagangan, tetapi juga cerminan rasa percaya masyarakat dan investor terhadap kondisi bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun