Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pembentukan Jiwa-jiwa Kuat Melalui Program Au Pair

4 Juli 2020   01:06 Diperbarui: 4 Juli 2020   17:43 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat Eropa Jadi Rumah Kedua (Foto: Dokumentasi pribadi)

Sementara itu host dad menawarkan Icha untuk berganti host family mengingat kondisi yang serba tidak pasti. Icha memilih bertahan. Ia sudah berjanji kepada Sarah untuk tidak meninggalkannya.  

Melalui kisah Icha, saya menemukan fakta bahwa angka perceraian di Perancis tergolong tinggi di Eropa. Penyebabnya adalah perubahan pola pikir masyarakat mengenai gender. Kini permintaan bercerai bisa datang dari istri. Mereka tidak takut dengan anggapan masyarakat nantinya.

Di tengah kondisi mental Icha yang bergejolak, komunitas pelancong internasional menjadi pelariannya. Saat memasuki masa liburan, Icha sering beraktivitas bersama komunitas tersebut, seperti kayaking, mengunjungi museum atau menghadiri festival.

Icha bertekad tidak akan pulang ke Indonesia sebelum program au pairnya berakhir. Oleh karena itu ia berusaha mencari keluarga baru. Berbeda dengan keluarga sebelumnya, keluarga baru ini merupakan keluarga yang harmonis. Mereka menerima Icha sebagai bagian dari keluarga.

Walaupun Icha mengalami pengalaman pahit di keluarga pertama, ia tak pernah menyesali keputusannya. Baginya au pair telah membentuk dirinya menjadi pribadi yang baru. Icha berpesan kepada mereka yang ingin menjadi au pair untuk berhati-hati memilih host family.

Kesabaran  
Memasuki bagian terakhir, kisah Ceu Entin yang cukup mengaduk-aduk emosi. Menurut saya bagian ini adalah klimaksnya.

Mengejutkan membaca keseharian Ceu Entin menjalani program au pair. Menginjakkan kaki di Belanda adalah impiannya sedari dulu. Mulanya host family menerima Ceu Entin dengan ramah. Namun perlahan mereka menunjukkan tabiat yang sebenarnya.

Sungguh tidak mudah berada di posisi Ceu Entin. Banyak kericuhan yang terjadi. Terkadang penyebabnya ada di pihak Ceu Entin, terkadang pula di pihak host family. Ceu Entin yang senang mengobrol dihadapkan dengan host mum yang dingin dan cuek.

Ada saja perilaku Ceu Entin yang salah di mata host family. Sekalipun ia sudah berusaha memperbaiki diri, kelakuannya tetap dianggap bercela. 

Hingga di bulan kedelapan Ceu Entin memutuskan menyudahi program au pair. Sebagaimana yang disampaikan host mum saat berpisah dengannya, semua ini terjadi karena mereka dipertemukan di waktu yang belum tepat.

Namun demikian Ceu Entin bersyukur tinggal bersama host family yang andil dalam pembentukan pribadinya saat ini. Apalagi kehadiran Mickey, putra bungsu keluarga tersebut yang menjadi pelipur laranya. Salut untuk kesabaran dan kelapangan hati Ceu Entin!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun