Tentu akan menghasilkan bambu berkualitas  yang benar-benar paripurna dan  siap dirakit menjadi sebuah produk. Harry memaparkan, keunikan yang membuat Amygdala Bamboo berbeda dengan produk lainnya adalah teknik coiling.Â
Teknik itu sudah lama digunakan oleh  Vietnam. Namun mereka fokus di pembuatan mangkuk, piring dan wadah. "Kami coba elevate teknik tersebut ke lampu, jam dinding, dan furniture. Kami  mencari segmentasi tambahan dari sana karena  warga desa itu sendiri  adalah pembuat sangkar burung bambu," jelas Harry.
Ketika ditanya kemungkinan produk Amygdala Bamboo ditiru, Harry menjawab pihaknya cukup percaya diri sebab produknya  tidak bisa dibuat dengan mesin.Â
Aplikasi  produk Amygdala Bamboo, antara lain  living, furniture, home decor, sampai tableware. Namun melihat pasar online, Harry menilai  produk fashion masih menguasai pasar.  Amygdala Bamboo menangkap peluang itu dengan  merambah ke aksesori fashion seperti kalung dan  kacamata.
Tahun 2015 Amygdala Bamboo meraih pemenang I Best of The Best pada Wirausaha Muda Mandiri 2015. Penghargaan tersebut dalam pandangan Harry adalah tanggung jawab yang harus dibuktikan dengan keberlanjutan usaha.Â
Harry ingin menginspirasi anak-anak muda untuk menggeluti bisnis bambu. Sebab  produk bambu masih terbatas di beberapa brand di Indonesia. "Kalau kami punya kebun bambu sendiri keuntungannya berlipat. Satu batang bambu itu Rp 15 ribu-Rp 20 ribu tapi bisa membuat kalung yang kami jual Rp 700 ribu. Sementara  satu bambu bisa menghasilkan  5-10 kalung. Jadi peningkatannya sangat tinggi," jelas Harry.Â
Kisaran harga produk Amygdala Bamboo Rp 80 ribu-Rp 4 juta. Penjualannya paling tinggi adalah cangkir dan  kacamata. Harry mengisahkan, banyak pemesanan ketika foto rangka kacamata ditampilkan di Instagram. Agak kerepotan karena ada part yang harus dibeli dari luar negeri. Saat ini prosesnya masih berjalan.
Harry mengakui dibutuhkan kesabaran menghasilkan produk dari bambu dengan tingkat kesulitannya. Prosesnya panjang, harus menunggu bambu setengah kering, setengah basah,  kering, sampai  direndam.Â
Terkadang orang tidak sabar menjalani proses itu. "Untuk membuat satu produk bergantung pembahanannya. Kalau  cepat,  sehari  beres. Kalau bahannya belum siap, harus tunggu sampai dua minggu. Ke depan kita mulai stock barang sehingga pelanggan tidak perlu  menunggu," ujar Harry.
https://www.instagram.com/kemenhub151/