Mohon tunggu...
Michael  Turnip
Michael Turnip Mohon Tunggu... Koki - Chef Turnip

Saya Seorang Chef, dari dapur dan dari memasak saya bisa mengajarkan kepada anak anak saya tentang sebuah proses, tidak hanya menikmati hasil di meja makan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Karena Wabah Membuat Pelaut Bertahan di Kapal

27 Mei 2020   19:41 Diperbarui: 28 Mei 2020   12:57 1468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karantina di kapal (AFP/Jiji Press)

Sebagai seorang pelaut kebahagian terbesar adalah masa kontrak kerja berakhir dan pulang ke tanah air untuk bertemu dengan orang-orang yang dirindukan, keluarga, anak dan istri. Tapi kebahagian itu seketika sirna karena wabah.

Kita semua tahu dunia saat ini sedang berjuang melawan virus, yang kita semua tidak tahu kapan akan berakhir dan dunia akan kembali normal.

Saat ini yang kita punya adalah harapan dan doa, juga kita diwajibkan berjuang melawan virus dengan cara mengkarantina diri sendiri, tetap menggunakan masker, mencuci tangan dan membekali diri dengan menjaga imun tubuh. 

Tetap di rumah, semua dilakukan dari rumah, belajar dari rumah, bekerja dari rumah, beribadah di rumah. Sebisa mungkin kita harus tetap di rumah dan menjaga jarak agar kita bisa memutus mata rantai penyebaran virus.

Bagi kami pelaut hal mengkarantina diri sudah biasa kami lakukan, karena kami bekerja di kapal cargo yang tidak banyak orang, keseharian di laut dan jarang bertemu dengan orang lain selain crew kapal saja. 

Bagi kami untuk saat ini berada di kapal adalah hal yang paling aman, layaknya di rumah saja. Rekan kerja di atas kapal adalah keluarga kami kami bebas berdekatan dan melakukan pekerjaan bersama sama layak nya satu keluarga di sebuah rumah.

Dari sebagian kami seharusnya sudah ada yang pulang untuk cuti ke tanah air, tapi keadaan tidak memungkinkan kami untuk pulang, karena ketatnya negara-negara menutup akses penerbangan, belum lagi yang dari Indonesia sulit untuk berangkat jadi pergantian crew belum bisa dilakukan untuk saat ini. 

Kami sudah over stay kerja di kapal, ada yang sudah satu tahun lebih, semenjak awal maret sampai saat ini belum bisa pulang untuk cuti, bukan perusahaan tidak mau memulangkan kami, tapi karena keadaan saat ini yang belum bisa untuk pergantian crew. 

Kami harus menelan pil pahit menahan rasa rindu yang belum tahu sampai kapan.

Sebagian dari kami ada yang kontrak kerjanya 6 bulan dan ada yang 8 bulan, sebagian dari kami sudah melebihi masa kontrak kerja. Bukan hanya kami warga negara Indonesia sebagian dari rekan kerja yang berwarga negara lain juga senasib dengan kami, mereka juga tidak bisa pulang atau belum bisa cuti. 

Keadaan kami baik dan sehat di atas kapal, karena perusahan tempat kami bekerja memperlakukan kami dengan layak, bahan makanan tercukupi, gaji setiap bulan kami terima tanpa ada pengurangan dan perusahaan mengirim gaji kami setiap bulan ke keluarga kami di Indonesia.

Kami semua bersyukur masi bisa bekerja di mana sebagian orang banyak kehilangan pekerjaan mereka karena wabah. Seandainya kami memaksa untuk tetap pulang dan meminta pemerintah untuk memulangkan kami semua itu bisa saja terjadi layak nya teman-teman pelaut lain nya yang memaksa untuk pulang ke tanah air dan mereka bisa pulang dan di pulangkan ke Indonesia.

Mendengar informasi dari beberapa rekan yang sudah terlebih dahulu pulang ke tanah air setelah beberapa bulan mereka di rumah, keadaan teryata semangkin sulit di mana keuangan mereka semangkin menipis dan tidak ada yang bisa mereka kerjakan selain di rumah saja. 

Kerinduan mereka sudah terobati dengan bertemu dan berkumpul keluarga, tapi di satu sisih mereka harus berhemat untuk bisa berlayar lagi.

Kabar baik sudah mulai ada terdengar beberapa negara sudah di buka, kabar yang menggembirakan bagi kami para pelaut, kemungkinan kami bisa pulang entah itu satu atau dua bulan kedepan.

Kami berharap dan semua orang juga mempunyai harapan yang sama agar semua kembali normal, dan kami bisa pulang untuk bertemu keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun