SENJA TAK MAMPIR DI DEPOK
Kereta commuterline masih bergerak langsam menembus cakrawala tertutup tirai hujan deras. Sesekali jilatan kilat melesat memantul di jedela kaca kereta. Semua penumpang tegang mengira kereta tersambar petir dan tenaga listrik lumpuh.Â
Mereka tak lagi membayangkan pisang goreng dan kopi di sebuah warung ngopi. Semua mengemikkan doa menurut kitab pedoman nasing-masing. Semua tidak berfikir tentang fiksi yang fiktip karena nyatanya kereta mulai terguncang dan derit rem besi melengkingkan suasana mencekam.
Hujan makin menggila dan kereta tak bergerak. Di luar jendela panah-panah hujan menghajar disertai kilatan petir. Tenaga listrik mati lampu dalam kereta padam. Serentak perempuan penumpang kereta menjerit histeri, ada beberapa bapak-bapak juga nemekikkan asma Tuhan. Dari ruang masinis dengan tenaga listrik cadangan diumumkan ada gangguan listrik dan diminta tetap tenang.Â
Semua penumpang melolos telepon genggam dan menyalakan untuk memberi kabar keluarga divrumah. Celakanya jaringan sibuk dan semua komumikasi tersandera raungan hujan angin di luar kereta.