Setelah pulang malam itu, perasaanku tidak langsung tenang. Ada lega karena tugasku sudah selesai dengan baik---jalur aman, artis selamat, tidak ada kekacauan. Tapi ada juga rasa sedih yang pelan-pelan muncul: ini mungkin sorak terakhirku sebagai murid Kolese Kanisius. Tahun depan, aku tidak lagi berada di tribun sebagai bagian dari ALASKA, juga mengatur keamanan untuk alur mobilisasi artis. Aku akan berdiri di tempat yang berbeda---sebagai alumni.
CC Cup tahun ini mengajarkanku satu hal penting: bekerja di balik layar bukan berarti memiliki peran yang kecil. Aku pernah bersorak sampai habis suara, dan kini aku pernah menjaga dalam diam. Keduanya sama berharganya. Mungkin suatu hari nanti aku akan kembali ke Menteng Raya 64 sebagai alumni. Mungkin aku akan berdiri lagi di tribun. Tapi kali ini, aku akan bersorak sambil tersenyum---karena aku tahu betul, di balik setiap sorak, selalu ada seseorang yang berdiri diam, memastikan semuanya tetap berjalan.
Dan aku bangga pernah menjadi salah satu dari mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI